Namun, menurut mantan Pangkostrad Letjen (Purn) Edy Rahmayadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, anggota Kostrad pada 2017 sebanyak 32.000 personel.
Menurut Edy, jumlah anggota Kostrad itu masih kurang sekitar 14.000 personel. Sebab, jumlah ideal untuk bisa menjalankan tugas secara efektif sekitar 46.000 orang.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Ziarah ke Makam Mantan Ketua DPRD Propsu di Karo
"Tahun 2019 sudah bisa terpenuhi jumlah tersebut," kata Edy Rahmayadi kepada media pada 20 Desember 2017.
Puluhan ribu anggota Kostrad itu tersebar di tiga divisi infanteri. Masing-masing Divisi Infanteri 1/Kostrad yang berada di Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat; Divisi Infanteri 2/Kostrad di Singosari, Malang, Jawa Timur; dan Divisi Infanteri 3/Kostrad di Bonomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan. Sementara Markas Pusat Kostrad berada di Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Setiap prajurit Kostrad memiliki ciri khusus, yakni menggunakan Brevet Cakra.
Baca Juga:
Jadi KSAD, Jokowi Dikabarkan Lantik Letjen TNI Maruli Simanjuntak Hari Ini
Penggunaan Brevet ini didasarkan petunjuk pelaksanaan Panglima Kostrad Nomor: Juklak/1/III/2016 tanggal 15 Maret 2016 tentang ketentuan pemberian dan penggunaan Brevet Cakra bagi personel militer Kostrad.
Untuk mendapatkan Brevet Cakra, calon anggota Kostrad wajib mengikuti latihan Cakra yang digelar secara terpusat.
Mereka digembleng selama lebih kurang 3 bulan yang dilaksanakan dalam 3 tahap. Tahap I atau dasar, calon prajurit Kostrad mengikuti latihan selama 7 minggu di Cilodong, Depok.