WahanaNews.co | Beberapa waktu lalu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Putra Raja Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman.
Pertemuan keduanya guna membicarakan peluang peningkatan kerja sama bilateral di bidang pertahanan dan keamanan (hankam), salah satunya industri pertahanan.
Baca Juga:
Kalah 2-3 dari Arab Saudi, Indonesia Harus Menang Lawan Irak Demi Tiket Play-off
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Pertamina Ian Montratama mengapresiasi upaya Prabowo mendekati Arab Saudi.
Sebab, kata dia, akan banyak keuntungan yang diraup Indonesia jika kerja sama antara keduanya terus terjalin dengan baik.
Pertama, secara geopolitik, Ian optimistis ketegangan di Laut Cina Selatan (LCS), yang kerap diklaim China dan bersinggungan dengan anggota ASEAN termasuk Indonesia, bakal mereda intensitasnya dengan kerja sama antara RI-Arab Saudi.
Baca Juga:
Jeddah Tower Siap Geser Burj Khalifa, Bakal Jadi Gedung Tertinggi di Dunia Setinggi 1 Kilometer
Indonesia dapat mengajak Arab Saudi agar berinvestasi pada Trans-ASEAN Gas Pipeline dengan memanfaatkan potensi bawah laut Indonesia.
"Kalau pipa itu dimiliki bersama dengan Arab Saudi di Natuna, China akan segan mengganggu karena China banyak mengimpor minyak dari Arab Saudi," ujarnya saat dihubungi, Selasa (8/3/2022).
Kedua, peluang joint venture dalam memproduksi alat pertahanan dan keamanan (alpalhankam) bersama dengan Arab Saudi, yang juga bertekad menjadi pemain di sektor nonmigas.