Menurut Atang, Prabowo tampak dilematis saat ditanya terkait isu HAM. Ia menyebut Ketua Umum Gerindra itu juga sempat blunder ketika menanggapi argumentasi kedua pesaingnya.
"Materi debat membuat posisi Prabowo menjadi dilematis soal HAM, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi karena terkait masa lalu Prabowo. Dan Jokowi effect justru jadi blunder. Prabowo selalu kehabisan argumen untuk mematahkan serangan paslon lain," beber Atang.
Baca Juga:
Apa yang Salah Dengan Joget Gemoy?
Atang menilai capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo tampil lebih realistis. Ia pun menyinggung Ganjar yang beberapa kali menjadikan NTT sebagai contoh dalam debat tersebut.
"Ganjar Pranowo menguasai materi debat dan tampil tanpa beban. Pertanyaan dan jawaban dielaborasi cukup baik dan tidak abu-abu, lebih realistis, dan terukur," pungkasnya.
Sebelumnya, Atang memprediksi bahwa duet Ganjar Pranowo-Mahfud Md dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki potensi memenangkan suara di NTT.
Baca Juga:
Evaluasi CISDI: Tak Ada Elaborasi Kebijakan Kesehatan di Debat Capres Kelima
Sementara itu, ia berpendapat bahwa pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) akan menghadapi kesulitan dalam mendapatkan dukungan dari pemilih NTT karena citra mereka yang terkait dengan politik identitas.
Atang juga menyoroti kelemahan pasangan Prabowo-Gibran di mata pemilih NTT.
Menurutnya, pasangan yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju tersebut rentan karena Prabowo telah mengalami tiga kekalahan dalam pemilihan presiden sebelumnya.