Angka ini adalah yang tertinggi selama periode kedua masa kepemimpinan Jokowi, sejak tahun 2019.
Oleh karena itu, dengan janji untuk melanjutkan program-program pemerintahan yang ada, kubu Prabowo berharap dapat mendapatkan lebih banyak dukungan dalam pemilihan yang akan datang.
Baca Juga:
Prabowo Gelar Pertemuan Bilateral dengan Presiden Macron di KTT G20 Brasil
"Beberapa survei menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap presiden berkaitan dengan pilihan politik mereka," kata Kunto.
Namun, Kunto juga menekankan bahwa, lebih penting daripada nama koalisi, publik akan lebih mempertimbangkan visi, misi, dan program yang ditawarkan oleh kandidat presiden dan wakil presiden.
"Pada akhirnya, yang akan diperhatikan adalah bagaimana Prabowo sebagai calon presiden mampu mengartikulasikan gagasannya dan menciptakan konsep-konsep yang sesuai dengan visi yang ingin diteruskan dari pemerintahan Jokowi," tambahnya.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Pembangunan Berkelanjutan dan Transisi Energi
Untuk diketahui, koalisi pendukung Prabowo untuk Pilpres 2024 berganti “baju”. Sebelumnya, ketika Prabowo hanya didukung Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), kedua partai sepakat membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Belakangan, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB) merapat ke koalisi ini. Sehingga, kongsi kelima partai berganti nama menjadi Koalisi Indonesia Maju.
Menurut Prabowo, perubahan nama itu disepakati oleh lima ketua umum partai politik koalisi yakni dirinya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.