Irma juga menyinggung terkait perbaikan pemilu ke depan. Ia lantas menyenggol PDIP yang terkesan hanya menyalahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia mulanya menyinggung dugaan kecurangan Pemilu 2024.
"Kalau itu yang mau kita lakukan, perbaiki partai politik kita. Jangan pilih calon-calon anggota dewan yang dari oligarki politik. Jangan endorse pengusaha-pengusaha kotor untuk masuk di parlemen. Jangan endorse peleceh seksual, pecandu narkoba, koruptor, masuk semua. Semua kenapa? Semua karena mengejar elekoral 4 persen. 'Siapa pun yang bisa bawa kursi silakan masuk asal bisa bawa kursi', itu yang merusak," kata Irma.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
"Jadi jangan juga PDIP mau ngomong bahwa yang salah itu semua Jokowi. Nggak. Kita semua salah," katanya.
Irma menjelaskan partai politik berperan besar pada situasi demokrasi di Indonesia saat ini. Ia menekankan pentingnya kehadiran oposisi pada pemerintahan yang sedang berkuasa.
"Saya sebagai orang partai politik, sebagai seorang pimpinan di NasDem, saya bilang partai politik yang paling salah. Yang mengendorsemen si Samsul siapa? Partai politik. Yang nge-ndorse Samsul itu kan partai politik. Bapaknya seneng-seneng aja diendorsemen," ujarnya.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
Irma juga menyinggung PDIP yang menganggap Presiden Jokowi sebagai pengkhianat. Dia tidak setuju dengan anggapan tersebut.
"Terus PDIP misalnya bilang Jokowi pengkhianat, mengkhianati PDIP. Lah kalau memang mau membenahi election ini, nggak perlu dong ribut-ribut Pak Jokowi nggak lagi bersama PDIP. Nggak perlu, cuek aja. Wong PDIP juga bisa kok. Kan itu harusnya. Tapi kan PDIP ribut karena Pak Jokowi minggat dari PDIP," sentilnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.