WahanaNews.co, Jakarta - Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, menolak anggapan bahwa ada ketegangan politik yang meningkat antara partainya dan keluarga Joko Widodo (Jokowi) dalam konteks Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ia merespons pertanyaan wartawan yang mengacu pada isu memanasnya hubungan politik tersebut dengan bertanya, "Siapa yang merasa panas?"
Baca Juga:
Mata Pelajaran AI dan Aoding, Disebut Mendikdasmen Bakal Diajarkan Mulai Kelas 4 SD
Puan juga menjelaskan bahwa ia sering bertemu dengan Presiden Jokowi dan menjawab pertanyaan tentang kemungkinan dirinya mewakili PDI-P dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi.
Dia menyatakan bahwa pertemuan antara Ketua DPR dan Presiden RI selalu akan terjadi sebagai bagian dari tugas pokok dan fungsinya.
Puan menambahkan bahwa pertemuan terakhirnya dengan Presiden Jokowi terjadi saat peringatan Hari Santri di Surabaya pada tanggal 22 Oktober.
Baca Juga:
Gibran Terima Keluhan Publik, Hadirkan Posko Pengaduan dan Nomor WA Khusus
Selain itu, ia terus berkomunikasi dengan Presiden Jokowi terkait tugas dan fungsi yang berkaitan dengan perannya sebagai Ketua DPR.
"Karena saya sebagai Ketua DPR tentu saja secara fungsional tetap harus menjalankan tugas-tugas saya sebagai Ketua DPR, bersama atau ada presiden atau tidak ada presiden, begitu juga presiden. Jadi saya akan ketemu terus sama presiden," jelas dia, melansir Kompas.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut saat ini partainya berada dalam suasana sedih dan terluka.
Hasto menyebutkan, ketika kader PDI-P di tingkat paling bawah, yakni ranting, tidak percaya Jokowi dan keluarganya yang telah mendapat begitu banyak keistimewaan justru meninggalkan partai banteng.
“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi,” ujar Hasto dalam pernyataannya, Minggu (29/10/2023).
“Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi,” tambahnya.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan bahwa hubungannya dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri masih baik, meskipun putra sulungnya menjadi bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Meskipun Jokowi dan Gibran memulai karier politik mereka di PDI-P, partai tersebut telah memberikan dukungan kepada Jokowi dalam memenangkan jabatan Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta, sebelum akhirnya menjadi presiden.
Sementara itu, Gibran baru-baru ini memulai karier politiknya sebagai Wali Kota Solo selama dua tahun terakhir.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]