Dalam “Lathaif Al-Ma’arif” Ibnu Rajab berkata, “Bagaimana mungkin orang yang beriman tidak gembira saat pintu-pintu surga dibuka?”
Bagaimana mungkin orang yang pernah berbuat dosa (serta mengharapkan ampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala) tidak gembira saat pintu-pintu neraka ditutup?” Bagaimana mungkin orang yang berakal tidak gembira saat setan-setan dibelenggu?”
Baca Juga:
Berikut Tips Supaya Tidak Lemas dan Ngantuk Saat Puasa
Kedua, menahan diri dari pembatal puasa juga menahan diri pembatal pahala puasa. Pembatal puasa memang hanya ada tiga yaitu makan, minum dan berjimak (atau mengeluarkan sperma denggan cara lain) dengan sengaja.
Namun ada banyak hal yang secara fiqih tidak membatalkan hanya saja bisa merusak bahkan menghanguskan pahala puasa sama sekali.
Misalnya berkata dusta atau menebar hoax baik melaui ucapan atau tulisan. Bersikap provokatif dan gemar melontarkan hatespeach.
Baca Juga:
Dear Emak-emak! Ini Tips Cara Mengatur Keuangan Biar Irit saat Bulan Ramadan
Rasulullah bersabda, “Puasa itu adalah perisai, jika suatu hari salah seorang di antara kalian dalam keadaan berpuasa, maka hendaknya dia tidak berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika seseorang mencela dan mencacinya, hendaknya ia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’”Bukhari dan Muslim
Juga hadits Nabi yag berbunyi, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari)
Menginterpretasi hadits di atas Ibnul Arabi dalam “Fathul Bari” menjelaskan bahwa “Konsekuensi dari hadits tersebut, siapa saja yang melakukan dusta yang telah disebutkan, balasan puasanya tidak diberikan. Pahala puasa tidak ditimbang dalam timbangan karena telah bercampur dengan dusta dan yang disebutkan bersamanya.”