Ketiga, bertaubat dari segala dosa dan memanfaatkan lipatan pahala. Setiap kita adalah insan-insan yang berlumuran dosa. Karenanya saat Allah menyediakan ampunan di bulan ini dengan memanfaatkan ibadah-ibadah di dalamnya adalah ciri keberhasilan seseorang yang berpuasa.
Ibadah-ibadah penyerta puasa seperti salat tarawih, tilawah, sedekah, itikaf dan zakat fitrah tidak hanya mengandung ganjaran berupa ampunan juga ganjaran berupa pahala yang berlipat ganda.
Baca Juga:
Berikut Tips Supaya Tidak Lemas dan Ngantuk Saat Puasa
Mereka tidak berhenti di bulan ramadan saja. Salat tarawih di bulan ramadan akan berlanjut di bulan-bulan lainnya dalam bentuk tahajud atau qiyamullail. Begitu pula dengan tilawah, sedekah, dan kecintaanya terhadap dakwah.
Keempat, semakin berdaya. Bulan Ramadan adalah bulan produktif. Berbagai peluang usaha muncul mengiringi berbagai aktivitas ibadah yang melingkupinya.
Memang betul dalam riwayat Baihaqi Rasulullah bersabda bahwa “Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih...”. Namun memahami bahwa berpuasa harus diisi dengan tiduran saja adalah pemahaman yang keliru. Hadits tersebut bermakna bahwa pasif saja sudah terhitung pahala apalagi aktif dan kreatif.
Baca Juga:
Dear Emak-emak! Ini Tips Cara Mengatur Keuangan Biar Irit saat Bulan Ramadan
Tidur secukup dan sewajarnya saja bila diperlukan untuk mmenyiapkan malam yang akan diisi dengan berbagai ibadah. Dalam menjelaskan hadits tersebut Imam Al-Ghazali dalam “Ihya Ulumuddin” menegaskan, “Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih”
Seorang yang berpuasa harus semakin disiplin bekerjanya, semakin inovatif dalam usahanya atau semakin rajin dalam belajarnya. Sehingga puasa benar-benar melahirkan manusia-manusia yang beriman dan berdaya.
Kelima, merasakan lapar dan dahaga orang-orang yang dhuafa. Kita hanya merasakan lapar dan dahaga dalam sebulan saja itupun hanya di siang hari. Sementara ada banyak orang-orang yang karena ketidakmampuanya merasakan lapar dan dahaga sepananjang waktu. Bisa makan pagi belum tentu sore. Bisa makan sore belum tentu bisa pagi.