WahanaNews.co | Apa yang dilakukan Ferdy Sambo, istri, dan Brigadir J sebelum dan sesudah baku tembak di rumah Kadiv Propam pada Jumat (8/7/2022) lalu, perlahan-lahan terkuak.
Berdasarkan hasil rekaman CCTV yang diungkap Ketua Komisi Nasional Hak Asasi dan Manusia (Komnas HAM), Ahmad Taufan Damanik, dalam wawancara bersama Metro TV, terkuak menit-menit terakhir sebelum aksi baku tembak terjadi.
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
Komnas HAM mengaku diberikan 20 video, salah satunya memang video yang memperlihatkan almarhum Brigadir J masih hidup.
Rekaman yang diterima tersebut juga mengkonfirmasi soal komunikasi antara Vera dan Brigadir J yang disebut pihak keluarga berlangsung pada pukul 16.43 WIB.
Artinya, komunikasi itu terjadi sekitar 17 menit sebelum baku tembak, yang sebagaimana hasil keterangan polisi terjadi pukul 17.00 WIB.
Baca Juga:
Seluruh Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan Rp 7,5 M Keluarga Brigadir J Ditunda
Sementara Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, mengatakan, antara keterangan keluarga dengan video rekaman CCTV bukan hal baru.
Pasalnya antara keterangan Komnas HAM dan pihak keluarga sejurus menandakan memang Brigadir J masih hidup saat pukul 16.43 WIB atau 17 menit sebelum baku tembak.
"Apakah Komnas punya informasi itu, kami punya informasi sejak awal, terkait 16 sekian itu, dan itu kami memastikan bahwa J sudah masih hidup," kata dia.
Kembali ke keterangan Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, ia membeberkan rekaman CCTV terkait kronologi sebelum terjadinya baku tembak yang menewaskan Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Berikut menit-menit sebelum insiden penembakan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo:
Pukul 15.29 WIB
Irjen Ferdy Sambo tiba lebih dulu di rumah pribadi, Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Pukul 15.40 WIB
Rombongan Putri Candrawathi tiba di rumah pribadi.
"Kelihatan ada Bharada E di situ, ada almarhum juga, Brigadir Joshua, ada ART juga, ada dua lagi staf-nya," terang Taufan dalam wawancara bersama MetroTV, dikutip Senin (1/8/2022).
Pukul 15.43 WIB
Rombongan melakukan tes PCR.
"Kira-kira tiga menit setelah itu (tiba dari Magelang), mereka keluar dan PCR. Yang PCR itu Ibu, dengan ADC, asisten rumah tangga, dan Joshua, termasuk Bharada E," kata Taufan.
Pukul 16.31 WIB
Kekasih Brigadir J, Vera Simanjuntak, menghubungi almarhum.
Brigadir J mencari tempat lebih sepi, karena tengah berkumpul rekan ajudan yang lain.
Menurut Taufan, sesaat sebelum menerima telepon dari Vera, Brigadir J terlihat ngobrol dan tertawa-tawa bersama rekan-rekannya.
Pukul 16.37 WIB
Tes PCR selesai, rombongan Putri Candrawathi pindah ke rumah dinas yang berjarak 500 meter dari rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo, tepatnya di Komplek Polri Jalan Duren Tiga Nomor 46.
Jeda beberapa menit, Irjen Ferdy Sambo juga keluar dari rumah pribadi.
Namun, ia tak menuju rumah dinas, melainkan ke arah berbeda.
Pukul 17.00 WIB
Mobil yang ditumpangi Irjen Ferdy Sambo berhenti, diduga saat Putri menelepon melaporkan peristiwa adu tembak di rumah dinas.
"Kata penyidik, ada telepon untuk Pak Sambo dari istrinya yang menjelaskan ada peristiwa itu," ujar Taufan.
Taufan menambahkan, sementara mobil dan patwal berusaha putar balik, Irjen Ferdy Sambo berlari menuju rumah dinas.
Sementara itu, Putri Candrawathi terlihat menangis ketika kembali ke rumah pribadi seusai insiden adu tembak.
"Dari CCTV satu lagi di rumah pribadi itu, kelihatan Ibu kembali ke rumah didampingi asisten yang menunjukkan wajahnya menangis," tandas Taufan.
Bantahan Pengacara soal Brigadir J Pakai Parfum Putri
Sebelumnya, kuasa hukum keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, bantah tudingan Brigadir J pakai parfum milik Putri Chandrawati.
Putri Chandrawati merupakan istri atasan Brigadir J, Kadiv Propam Polri nonaktif, Irjen Ferdy Sambo.
Sebelumnya, tudingan tersebut disampaikan kuasa hukum keluarga Ferdy Sambo, Arman Hanis.
Brigadir J dituding pernah menodongkan senjata api ke foto Ferdy Sambo.
Bahkan, Brigadir J disebut pernah memakai parfum Putri Chandrawati.
Menanggapi tudingan tersebut, Kamaruddin Simanjuntak memberikan bantahan.
Kamaruddin mengatakan, pernyataan yang tidak didukung bukti, hanya akan menjadi omong kosong.
"Itu enggak bisa dipercaya kalau cuma dalil-dalil."
"Dalil-dalil tanpa bukti itu omong kosong," ujarnya, Minggu (31/7/2022).
Minta Bukti
Kamaruddin lalu meminta pihak kuasa hukum Ferdy Sambo untuk menyertakan bukti.
"Tanggapan saya, tunjukkan buktinya."
"Tunjukkan bukti berupa rekaman CCTV, nah baru saya tanggapi ya nanti."
"Kalau kita kan, dalil kita semua ada buktinya toh," beber dia.
Kamaruddin pun mempertanyakan mengapa dimunculkan spekulasi-spekulasi baru terkait kematian Brigadir J.
"Kenapa sekarang setelah meninggal orangnya baru dibuat karangan-karangan seperti itu?"
"Itu kan pembunuhan beralih ke parfum, beralih ke penodongan foto itu, makin ngawur itu," katanya, Minggu (31/7/2022) kemarin.
"Tapi enggak apa-apa, orang berhalusinasi enggak apa-apa, yang penting kalau ada bukti baru kita tanggapi," jelasnya.
Pernyataan Kuasa Hukum Keluarga Ferdy Sambo
Diberitakan, kuasa hukum keluarga Ferdy Sambo, Arman Hanis, menyebut Brigadir J sempat kepergok oleh sesama ajudan Ferdy Sambo.
Brigadir J, kata dia, sempat menodongkan senjata api kepada foto Ferdy Sambo.
"Informasi dari ajudan, bahwa Josua diduga pernah mengarahkan senjatanya ke foto Pak Kadiv Propam (Irjen Sambo). Itu ditegur juga oleh ajudan."
"Saya tidak tanya lagi sering apa tidak (dugaan menodongkan senjata ke foto Sambo). Tapi pernah," ujarnya, Sabtu (30/7/2022).
Arman juga menyebut, Brigadir J pernah ditegur oleh sesama ajudan Ferdy Sambo lantaran memakai parfum milik Putri Candrawathi.
"Pernah Josua juga ditegur karena pakai parfumnya Ibu PC."
"Ini semua yang disampaikan oleh Adc (ajudan)."
"Saya juga menunggu hasil yang disampaikan dari ajudan ke Komnas HAM. Kan sudah diperiksa semua," terang Arman.
Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, menyebut Brigadir J ditembak mati karena diduga melecehkan dan menodongkan pistol kepada istri Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).
"Yang jelas gininya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam, itu benar," katanya, Senin (11/7/2022).
Bareskrim Polri: Belum Ada Tersangka
Direktorat Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri menegaskan, belum ada tersangka dalam kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo pada Jumat (8/7/2022) lalu.
“Belum ada penetapan tersangka,” kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Andi Rian Djajadi, Senin (1/8/2022).
Diketahui saat ini, Dirtipidum Bareskrim Polri tengah menangani tiga laporan kasus terkait kematian Brigadir J.
Tiga laporan yang ditangani tersebut adalah percobaan pembunuhan dan kekerasan terhadap perempuan yang dialami istri Irjen Pol Ferdy Sambo, serta dugaan pembunahan berencana.
Kasus percobaan pembunuhan dan kekerasan terhadap perempuan, dilaporkan istri Ferdy ke Polres Jakarta Selatan (Jaksel) dengan nomor laporan LP/A/368/VII/2022/SPKT/POLRES METRO JAKSEL pada 8 Juli 2022 dan LP/B/1630/VII/2022/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/PMJ pada 9 Juli 2022.
Kasus ini sempat ditangani oleh Polres Jaksel dan dilimpahkan ke Polda Metro Jaya. Selanjutnya, kembali ditarik oleh Bareskrim Polri pada Kamis (28/7/2022).
Sementara itu, satu kasus lainnya yang dilaporkan pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, teregistrasi dengan nomor STTL/251/VII/2022/Bareskrim Polri pada 18 Juli 2022 tentang kasus dugaan pembunuhan berencana.
Adapun Brigadir J ditemukan tewas di rumah dinas Ferdy Sambo.
Tewasnya ajudan Ferdy Sambo itu semula disebutkan karena baku tembak dengan rekannya sesama ajudan, Bharada E, karena telah melecehkan istri Ferdy Sambo.
Namun pihak keluarga melaporkan tewasnya Brigadir J atas kasus dugaan pembunuhan karena menemukan luka-luka yang dialaminya mencurigakan. [gun]