"Usulan hak angket seperti layu sebelum berkembang dalam rapat paripurna. Muncul sejumlah interupsi dari anggota yang menyinggung keinginan menggunakan hak angket kecurangan pemilu, tetapi ruang rapat paripurna nampak sangat datar menyambut usulan penggunaan hak angket itu," ujarnya, mengutip Media Indonesia, Kamis (7/3/2024).
Bahkan, menurutnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menunjukkan ekspresi datar dan tidak tegas pada misi penggunaan hak angket itu.
Baca Juga:
DPP Martabat Prabowo-Gibran Ajak Masyarakat dukung Presiden dan Wakil Terpilih Demi Indonesia Maju
"Bahkan Arya memulai interupsinya dengan mengucapkan selamat kepada anggota DPR yang kembali terpilih untuk periode 2024-2029. Itu artinya fokus PDIP nampak tidak lagi pada soal kecurangan pemilu sebagaimana yang diteriakkan selama ini," terangnya.
Sementara itu, Guru Besar ITS Prof Daniel Mohammad Rosyid menyebut kekalahan paslon 01 dan 03 dari 02 lebih disebabkan oleh kesalahan strategi politik.
"Paslon 01 dan 03 lebih banyak menyerang ke 02, dan itu tidak disukai masyarakat Jawa," katanya.
Baca Juga:
DPP Martabat Prabowo-Gibran Ajak Masyarakat dukung Presiden dan Wakil Terpilih Demi Indonesia Maju
Daniel menegaskan, masyarakat di bawah tidak melakukan kecurangan dan lebih memilih Prabowo-Gibran dan itu dibuktikan di banyak TPS di Indonesia paslon 02 menang mutlak.
“Apalagi menyalahkan satu orang untuk kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif. Ini tidak realistis, grusa grusu dan kurang memahami peristiwa yang terjadi di level akar rumput,” jelasnya, melansir Suara Nasional.
Daniel memprediksi hak angket atau Pansus kecurangan Pemilu untuk memakzulkan Presiden kemungkinan besar akan menemui jalan buntu karena memang telah dirancang sulit oleh konstitusi.