WahanaNews.co | Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea, mendapat aduan dari seorang ibu bernama Soimah asal Palembang, Sumatera Selatan.
Soimah mengadu bahwa anaknya, seorang santri, meninggal diduga dianiaya di Pesantren Modern Darussalam Gontor, Jawa Timur.
Baca Juga:
Hotman Paris Angkat Bicara atas Bungkamnya Polda Jabar Terkait CCTV Pembunuhan Vina
Hotman Paris kemudian menanggapi duka yang dialami Soimah itu.
Dia pun mengunggah video di akun Instagram-nya, meminta Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, segera mengusut kematian anak Soimah yang diduga akibat dianiaya.
"Halo Pak Kapolda Jawa Timur, di sini ada seorang ibu yang datang ke saya bertemu Hotman di Palembang, katanya anaknya meninggal di Gontor 1, diduga tindak kekerasan," kata Hotman, seperti dilansir Minggu (4/9/2022).
Baca Juga:
Hotman Paris: 5 Terpidana Pastikan Pegi Tak Terlibat Kasus Vina Cirebon
"Mohon Pak Kapolda menyelidiki soal meninggalnya anak Bu Soimah ini, diduga ada penganiayaan," sambungnya Hotman.
Saat ini, almarhum anak Soimah itu telah dimakamkan.
Meski demikian, kerabat Soimah menyebut, ada kejanggalan pada kematiannya itu.
Sebab, terdapat darah pada kain kafan korban.
"Saat dimakamkan, di kafannya ada darah, dan ganti kafan sebanyak dua kali," kata salah seorang kerabat Soimah di lokasi.
Sebelumnya, seorang ibu bernama Soimah asal Palembang, Sumatera Selatan, mengadu ke pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.
Dengan menangis histeris, Soimah mengadu bahwa anaknya, seorang santri, meninggal diduga akibat dianiaya di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor, Jawa Timur.
"Anak saya meninggal di Pesantren Gontor 1 Pak, yang di Jawa Timur," ujar Soimah, sambil menangis, duduk di samping Hotman Paris di Palembang, seperti dilansir Minggu (4/9/2022).
Dijelaskan Soimah, anaknya bernama AM (17) itu meninggal dunia pada 22 Agustus 2022 lalu, pukul 06.45 WIB.
Dan dia baru mendapat kabar 3 jam setelahnya, tepatnya pada pukul 10.00 WIB.
"Meninggalnya itu 22 Agustus kemarin, meninggal pukul 06.45 tapi kami baru dikabari pukul 10.00 WIB, awalnya mereka mau bicara sama ayahnya," katanya.
Soimah menduga putranya itu tewas karena dianiaya.
Dia berharap kasus kematian anaknya dapat diusut tuntas.
Dia pun menjelaskan alasan belum berani melaporkan ke polisi karena kasus ini bersangkutan dengan lembaga besar.
"Meninggalnya karena dianiaya, saya belum berani melapor karena urusannya kan dengan lembaga besar, jadi saya mohon bapak bantu kami," ungkap Soimah, sambil terus menangis. [gun]