WAHANANEWS.CO, Jakarta - Meski kerap bersembunyi di balik gelapnya hutan Papua, upaya pelacakan terhadap anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terus dilakukan tanpa henti.
Sabtu (19/7/2025) sore lalu, upaya itu membuahkan hasil.
Baca Juga:
Layanan Birokrasi, Antara Digitalisasi dan ‘Amplopisasi’
Satu per satu anggota kelompok bersenjata yang selama ini meneror warga sipil dan aparat mulai tertangkap. Yang terbaru: Male Telenggen.
Penangkapan Male bukan sekadar kabar rutin dari medan konflik. Ia adalah salah satu figur penting dalam jaringan KKB, anggota pasukan Yambi di bawah komando Lekagak Telenggen.
Ia masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena diduga terlibat dalam dua aksi berdarah: penembakan terhadap Serka Jefri pada Agustus 2024 dan pembunuhan warga sipil Edi Hermanto pada Juli 2025.
Baca Juga:
Oknum Polantas Medan Dihukum Guling-guling di Aspal Gegara Pungli Rp100 Ribu
Aksi terakhirnya cukup mencolok. Male diketahui berperan sebagai pengendara motor yang membonceng pelaku penembakan bernama Nanubingga Enumbi di kawasan Pasar Sentral Kota Mulia.
Tidak hanya terlibat langsung, perannya krusial sebagai penghubung aksi brutal di lapangan.
Keberadaan Male terendus melalui observasi udara. Setelah tim mengonfirmasi lokasi persembunyiannya, sebuah honai di Kampung Wuyuneri, Kabupaten Puncak Jaya, Satgas Operasi Damai Cartenz langsung bergerak.
Pukul 16.41 WIT, Sabtu (19/7/2025), Male ditangkap tanpa perlawanan.
Honai tempat persembunyiannya adalah rumah adat khas Papua, yang bentuknya menyerupai gubuk bundar beratap jerami.
Bagi masyarakat lokal, honai adalah simbol kehangatan keluarga. Tapi bagi Male, itu justru jadi tempat ia bersembunyi dari hukum.
Dari penangkapan itu, aparat menyita sejumlah barang bukti: satu unit handphone, dua buah noken, satu noken kepala, sembilan kalung, dan satu jaket cokelat.
Meski tak ditemukan senjata api, penyelidikan masih terus dikembangkan, termasuk terhadap jaringan senjata yang digunakan kelompoknya.
“Male Telenggen masuk dalam DPO. Ia diduga terlibat dalam dua kasus pembunuhan,” kata Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, Minggu (20/7/2025).
Male kini diamankan di Polres Puncak Jaya untuk proses hukum lebih lanjut.
Sementara itu, Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Yusuf Sutejo, mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap aktivitas mencurigakan.
“Penyelidikan masih berlangsung. Kami mengajak masyarakat bersinergi dan tidak ragu melapor bila melihat hal mencurigakan,” katanya.
Kelompok Kriminal Bersenjata, atau KKB, merupakan istilah yang digunakan pemerintah untuk merujuk kelompok separatis bersenjata di Papua.
Kelompok ini dulunya dikenal sebagai bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan kini kerap disebut TPNPB-OPM.
Mereka memperjuangkan pemisahan diri dari Indonesia, seringkali melalui jalur kekerasan: mulai dari penyerangan terhadap TNI-Polri, pembakaran fasilitas umum, hingga penyanderaan warga asing.
Motif mereka kompleks: mulai dari tuntutan keadilan sosial, kontrol sumber daya alam, hingga penolakan terhadap otonomi khusus. Tapi ketika senjata bicara, korban utamanya justru warga sipil tak bersalah.
Penangkapan Male Telenggen setidaknya menjadi sinyal bahwa negara tidak tinggal diam. Tapi pertanyaannya, berapa banyak “Male” lainnya yang masih berkeliaran?
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]