Menurut Bima, jika Partai Demokrat akhirnya dalam proses Pemilu 2024 tidak dapat bekerja sama dengan banyak partai politik sehingga tidak bisa mengusungkan calonnya, seharusnya tidak lantas menuding ada kecurangan.
“Kalau Pak SBY, Pak AHY atau Demokrat tidak mendapatkan teman untuk bekerja sama dan tidak jadi diusung, prosesnya sangat demokratis, jangan itu kemudian dikatakan terjadi kecurangan,” ujar Bima Aria.
Baca Juga:
Empat Pimpinan MPR RI Temui SBY Bahas Situasi Bernegara di Indonesia
“Jadi menurut saya ini hanya upaya pencitraan beliau yang sering sekali dilakukan dalam rangka strategi untuk mendapatkan persepsi publik seolah-olah didzolimi kemudian posisi playing victims seperti inilah yang biasa dilakukan Pak SBY dalam rangka bermain untuk mendapatkan skenario electoral.”
Aria Bima juga menanggapi pernyataan Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menyebut dirinya akan turun gunung dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
"Ya kalau turun gunung ya saya kira silakan, mau naik gunung atau turun gunung. Persoalannya, entah dari gunung mana Pak SBY mau turun," kara Aria.
Baca Juga:
Kepemimpinan Prabowo Berpotensi Kombinasikan Gaya Soekarno, Soeharto dan Jokowi & Slogan "Penak Jamanku To?"
Politisi PDIP itu juga mempertanyakan sikap SBY yang hanya mengaitkan pernyataannya dengan Pemilu 2014 dan 2019.
"Kenapa tidak dikaitkan dengan Pemilu 2009 yang waktu itu sangat lebih tidak jujur, dalam persepsi publik," kata Aria.
Aria Bima juga menegaskan soal kejujuran dalam Pemilu, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan berbeda dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).