Ketika diajukan pertanyaannya jika PDIP mencalonkan Puan Maharani untuk menjadi presiden, apakah responden juga akan memilih PDIP atau calon anggota DPR dari PDIP? Sebanyak 25 persen akan memilih PDIP tetapi 44 persen menyatakan tidak, dan 31 persen menjawab tidak tahu.
Saiful menjelaskan, untuk pertanyaan netral (kontrol), ada 28 persen yang menjawab akan memilih PDIP. Namun begitu ada nama Puan turun menjadi 25 persen. Suara PDIP mengalami sedikit penurunan.
Baca Juga:
PDI-P dan PKS Dinilai Sulit Menyatu jika Jadi Oposisi Prabowo
“Mbak Puan tidak meningkatkan elektabilitas PDIP kalau dia dicalonkan,” jelas Doktor lulusan Ohio State University, Amerika Serikat, tersebut.
Hal berbeda terjadi ketika nama Puan digantikan Ganjar Pranowo. Ada 43 persen yang menjawab ya, 33 persen menjawab tidak, dan 24 menyatakan tidak tahu atau tidak jawab. Bagaimana dengan Anies Baswedan?
Ternyata 38 persen yang menyatakan akan memilih PDIP jika partai ini mencalonkan Anies Baswedan. Sementara 37 persen tidak akan memilih, dan 25 persen tidak tahu. Sementara bila Prabowo yang diusung, 36 persen menyatakan akan memilih PDIP, 40 persen menyatakan tidak, dan 24 persen menjawab tidak tahu.
Baca Juga:
TKN Tantang Partai Banteng Tarik Semua Menterinya
Berdasarkan data tersebut, Saiful menjelaskan bahwa secara keseluruhan Ganjar memiliki pengaruh paling positif pada peningkatan suara PDIP, sekitar 14,7 persen, sementara pengaruh Anies Baswedan 9,9 persen, Prabowo 8,4 persen, sementara pengaruh Puan Maharani negatif.
Menurut Saiful bila ada keinginan untuk menjaga suara PDIP, maka Puan tidak bisa diharapkan untuk itu.
“Yang bisa diharapkan untuk itu (menjaga suara PDIP) adalah Prabowo, Anies, atau Ganjar. Namun jika yang dilihat adalah kader sendiri untuk menjadi presiden dan ingin memperkuat partai, maka Ganjar adalah pilihan terbaik bagi PDIP untuk tetap menjadi partai terbesar dan mendapatkan dukungan paling banyak dibanding partai lain,” simpulnya. [rin]