WahanaNews.co | Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, meminta segelintir pihak tidak
mendesak-desak pemerintah mengambil sikap atas kekuasaan Taliban di
Afghanistan.
Menurut Ngabalin, Taliban, Al-Qaeda,
Osama Bin Laden, dan rekan-rekannya masih ditetapkan
sebagai kelompok teroris internasional berdasarkan Resolusi 1267 Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang diadopsi pada 15 Oktober 1999 silam.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
"Pemerintah tidak bisa memenuhi
apa yang kalian minta. Beberapa pihak ada yang mendesak pemerintah untuk
terus-menerus agar Republik Indonesia punya sikap terhadap apa yang terjadi di
Afghanistan," ujar dia, dikutip dari kanal YouTube Serbet Ngabalin, Minggu
(22/8/2021).
"Hei, plis kawan, ingat baik-baik
ya, kalau Taliban itu sendiri dari beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB, termasuk di dalamnya Resolusi DK PBB Nomor 1267
yang diadopsi pada 15 Oktober 1999 itu, masih menetapkan, ingat Al-Qaeda, Osama Bin Laden, dan Taliban, dan
seluruh teman-temannya, masih menjadi kelompok teroris
internasional," jelasnya.
"Karena itu, jangan pernah ada orang yang medesak-desak pemerintah untuk
segera bersikap terhadap apa yang terjadi di sana," lanjut Ngabalin.
Baca Juga:
Afghanistan Kembali Gempa Bumi Berkekuatan 6,3 Magnitudo
Lagi pula, kata
Ngabalin, saat ini pemerintah sedang berkonsentrasi penuh penanganan pandemi
virus Corona (Covid-19), yang kini dimasuki varian Delta lebih infeksius.
Namun demikian,
pemerintah tetap memprioritaskan keselamatan Warga Negara Indonesia (WNI) yang
ada di Afghanistan.
"Prioritas utama itu adalah
perintah bapak Presiden agar memprioritaskan WNI yang ada di Afghanistan
beserta seluruh staf KBRI beserta keluarganya untuk harus diupayakan
langkah-langkah yang secepatnya," terang politikus Golkar itu.
Kekinian, pemerintah telah menuntaskan
misi evakuasi WNI dari Afghanistan.
Mereka telah tiba dengan selamat di
Tanah Air.
Ngabalin pun mengucapkan terima kasih
kepada Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno LP Marsudi, dan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, beserta
pihak terkait lainnya yang telah maksimal mengerjakan tugas ini.
"Masya Allah, tanggal 21 Agustus kemarin, Sabtu, pukul 03.05 menit dini hari, mereka
semua tiba dengan selamat di Bandara Internasional Halim. Apresiasi kepada
Mbakyu Menlu dan Kang Mas Panglima TNI, Mas Hadi, terima
kasih," tukas Ngabalin.
Pemerintah Indonesia telah berhasil
mengevakuasi 26 WNI, termasuk staf KBRI dari Afghanistan.
Kemudian, lima
orang warga Filipina dan dua warga Afghanistan yang merupakan suami dari WNI
dan staf lokal KBRI.
Proses evakuasi menggunakan pesawat
TNI Angkatan Udara (AU) ini tidak mudah dan penuh dinamika.
Hal itu terjadi karena instabilitas
masih membayangi Afghanistan pasca-Taliban berkuasa.
Begitu pesawat mendapatkan izin
mendarat, maka utusan Indonesia langsung bergegas mengevakuasi warga di sana.
Alhasil, tim gabungan yang dikomandoi
TNI berhasil menyelesaikan misi evakuasi.
Pesawat tiba di Tanah Air pada Sabtu (21/8/2021) dini
hari.
Kedatangannya disambut langsung oleh
Menlu, Retno LP Marsudi, dan
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto.
Gerilyawan Taliban berhasil memasuki
Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu (15/8/2021).
Dikuasainya Kabul menjadi puncak dari
serangan kilat Taliban terhadap pemerintah Afghanistan.
Cepatnya keruntuhan pertahanan
pemerintah Afghanistan setelah penarikan pasukan AS dari negara itu telah
mengejutkan semua pihak. [qnt]