Diketahui, Cak Imin yang semula dijadwalkan membuka acara itu akhirnya batal dan bertolak pulang ke Jakarta. Sebelum menghadiri acara MTQ, Cak Imin lebih dulu bertemu Ulama Banjarbaru, Abah Guru Adam Noor Syarkawi. Kecam Bupati Menurut Jazilul, Cak Imin diundang secara resmi oleh panitia acara dari Jam’iyatul Qurra’ wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) untuk membuka kegiatan MTQ Nasional dan Internasional 2023 di Tanah Laut.
Surat undangan diterima Cak Imin pada 29 Agustus 2023. Menurutnya, Cak Imin sejak awal konsen dengan para pembaca dan penghafal Alquran. Cak Imin diundang dalam acara tersebut selaku pembina JQHNU. Bahkan, kata dia, Cak Imin bisa jadi lebih konsen pada urusan Alquran melebihi Bupati Tanah Laut.
Baca Juga:
Terlibat Pilpres 2024 PBNU Nonaktifkan Khofifah, Habib Luthfi, dan KH Musthofa Aqil Siradj
"Oleh sebab itu, tuduhan bahwa akan mengotori arena MTQ menurut saya itu enggak masuk akal, itu Bupati mengerti nggak ya urusan-urusan tata kelola pemerintahan? Ngerti nggak ya urusan-urusan menyambut tamu?" ujarnya.
Lebih jauh, Jazilul menyayangkan sikap Bupati Tanah Laut yang menolak kehadiran Cak Imin, bahkan tidak bersedia menerima jika Wakil Ketua DPR RI itu datang menemuinya di rumah dinas. Baginya, sikap Bupati Tanah Laut itu sangat berlebihan.
"Janganlah bersikap tidak sopan sesama pejabat negara, saya tahu Bupati punya otoritas di Tanah Laut tapi jangan memperlakukan ketua umum kami, wakil ketua DPR RI, dengan cara yang tidak terhormat. Jadi sekali lagi saya sangat menyayangkan dan menyesalkan cara Bupati Tanah Laut itu untuk menghormati tamu," tegas Jazilul Wakil Ketua MPR RI itu menerima informasi dari ketua panitia acara bahwa Bupati Tanah Bumbu.
Baca Juga:
Kabar Sebagian Menteri Akan Mundur Dibantah Jokowi
Sukamta itu diduga diintimidasi, diancam pihak tertentu untuk menolak kehadiran Cak Imin. Karena menghargai tuan rumah, Cak Imin, memilih batal menghadiri acara tersebut dan kembali ke Jakarta.
"Coba jelaskan kepada kami Bupati Tanah Laut, siapa yang mengancam Anda? Ini negara yang merdeka. Siapa yang membuat Anda gemetar? Indonesia menghargai semua perbedaan, kita negara hukum," kata Jazilul.
[Redaktur: Alpredo Gultom]