WahanaNews.co | Tiga hari setelah pulang ke tanah air, Habib
Rizieq Shihab menyatakan siap
melakukan
rekonsiliasi dengan rezim Jokowi.
Lewat pidato di depan pendukungnya di markas Petamburan,
Jakarta, pendiri FPI tersebut meminta pemerintah harus memenuhi syarat terlebih
dahulu.
Baca Juga:
HRS Sebut ‘Negara Darurat Kebohongan’, Pengacara: Itu Dakwah
Habib Rizieq menekankan agar
pintu dialog dibuka luas
supaya terwujud rekonsiliasi. Ia menekankan dialog bukan monolog.
Habib Rizieq mengatakan, FPI dan pendukungnya membuka luas rekonsiliasi dengan
pemerintahan Jokowi. Namun hal
pertama untuk menuju perdamaian itu, mesti dilakukan dialog.
Tanpa dialog, kata Habib Rizieq, mustahil rekonsiliasi terwujud.
Selain itu, Habib Rizieq menyindir kelakuan rezim Jokowi yang main tangkap kubu
yang beda pendapat dengan pemerintah.
Baca Juga:
Habib Rizieq Bebas, Ini Respon Pecinta HRS di Majalengka
"Kalau beda pendapat jangan main tangkap, jangan main
ditersangkakan. Beda pendapat ayo duduk bersama adu agumentasi, adu alasan,
siapa yang kuat. Ini perlu dibuka pintu dialog. Teriak-teriak rekonsiliasi,
mana mungkin digelar tanpa ruang dialog dibuka. Buka dulu pintu dialognya baru
rekonsiliasi," jelasnya seperti disiarkan Front
TV.
Habib Rizieq meyakini mereka para pengkritik pemerintah umumnya
bukan cuma ngegas ke pemerintah saja. Pengkritik biasanya selain kencang kritik
tapi juga punya solusi. Makanya dia meminta pemerintah tak alergi dengan para
pengkritik.
"Pengkritik itu umumnya punya solusi. Pelajari dong, kalau baik
diamankan, tak perlu membuat kegaduhan tingkat nasional," katanya.
Imam Besar FPI itu sepakat dengan adanya dialog dengan
pemerintah. Namun sebelum dialog dilaksanakan, Habib Rizieq mensyaratkan akhiri
kriminalisasi ulama, aktivis serta buruh dan mahasiswa. Setop kriminalisasi.
"Kita siap rekonsiliasi, siap damai, ahlan wasahlan. Tapi
bebaskan para habaib dan aktivis kita. Bebaskan Ustaz Abu Bakar Baasyir, Habib
Bahar bin Smith, Dr.Syahganda Nainggolan, Anton Permana, Bambang Nur Hidayat.
Bebaskan para buruh mahasiswa pelajar yang penuhi ruang tahanan," ujar Habib
Rizieq.
Setelah kriminalisasi itu dihentikan, maka Habib Rizieq siap
dialog dengan pemerintah. Mau di mana pun kapan pun sampai berapa dialog
dijadwalkan, Habib Rizieq bakal siap.
"Pemerintah inginnya apa dari umat dan habaib serta ulama. Mau
bicara berjam-jam kita siap. Bukan monolog ya. Nanti kita dengarkan apa
keinginan pemerintah dan apa keinginan umat," jelasnya.
Dia mengatakan selain setop kriminalisasi, dia meminta
pemerintah juga tobat, jangan lagi mengulangi kesalahan yang sudah pernah
dilakukan.
"Kalau kemarin tidak adil, besok wajib adil. Kalau kemarin
ingkar janji besok wajib tidak ingkar janji. Yang kemarin khianat besok nggak
boleh khinat. Yang kemarin kriminalisasi, jangan lagi kriminalisasi, jangan
lagi ada penista agama dilindungi seperti kemarin," katanya.
Dalam ceramahnya, Habib Rizieq menyinggung soal penerapan
Revolusi Akhlak. Dia mengatakan jika Presiden Jokowi mau melaksanakan revolusi
tersebut, maka Habib Rizieq tak ragu meminta pendukungnya untuk tunduk pada
Jokowi.
"Kalau pemerintah lakukan dan laksanakan Revolusi Akhlak, kami
siap dukung. Kalau Revolusi Akhlak dilakukan, kami siap tunduk pada aturan Anda
(pemerintah). Kalau tidak adil, gelombang rakyat akan melawan ketidakadilan,"
tegas Habib Rizieq.
Dia menegaskan FPI dan dirinya bukan memusuhi Pemerintah dan
sebagainya. Habib Rizieq mengatakan musuh mereka adalah ketidakadilan.
"Sekali lagi kita yang ada di sini habaib, ulama, sekali lagi
kita bukan musuh pemerintah. Kita bukan musuh negara, kita bukan musuh tentara,
kita bukan musuh polisi," katanya. [qnt]