WahanaNews.co | Kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Arman Hanis, membantah ungkapan Bharada Richard Eliezer terkait sosok wanita misterius yang disebut menangis saat keluar dari Rumah Bangka.
Arman menyebut keterangan yang disampaikan Bharada E dalam persidangan di PN Jaksel Rabu (30/11) kemarin hanyalah karangan semata.
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
Selain itu, ia menyebut keterangan Bharada E juga tidak didukung bukti-bukti terkait lainnya.
"Saya tegaskan keterangan itu tidak benar dan hanya karangan RE saja dan juga tidak ada dalam dakwaan klien kami," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/12).
"Pasti kita bantah karena tidak ada bukti pendukungnya, hanya keterangan dan karangan RE saja," sambungnya.
Baca Juga:
Seluruh Tergugat Tak Hadir, Sidang Gugatan Rp 7,5 M Keluarga Brigadir J Ditunda
Selain itu, Arman juga mempertanyakan klaim Bharada E yang mengaku mendatangi rumah pribadi kliennya yang terletak di Bangka, Jakarta Selatan.
"Tidak benar, karena kalau RE tidak berdinas dia tidak di Saguling, tapi di rumah posko Duren Tiga," tegasnya.
Sebelumnya Bharada E menceritakan momen ketika Putri terlihat marah. Sebelum itu, Putri sempat mengajak tiga ajudannya menyusuri daerah Kemang, Jakarta Selatan.
"Ada kejadian tiba-tiba Ibu [PC] turun [dari lantai rumah di Jalan Saguling]. Almarhum [Yosua] juga turun bawa senjata langsung ditaruh di mobil. Ibu PC panggil kita bertiga, saya, Yosua dan Matheus," tutur Richard.
Selanjutnya mereka dalam satu mobil bergegas menyusuri daerah Kemang, Jakarta Selatan. Richard mengaku sempat bertanya-tanya tujuan dari perjalanan tersebut.
"Begitu di Bangka, Ibu turun, saya lihat kondisi ibu lagi marah, saya enggak berani menanyakan. Masuk semua, turun. Bang Yos bilang 'Chad, parkir mobil ke belakang.' Saya parkir mobil ke belakang," sambungnya.
Selang setengah jam, Bharada E mengatakan Sambo kemudian tiba di rumah Bangka bersama sopirnya yang bernama Saddam.
Ia mengaku tidak mengetahui peristiwa yang terjadi di dalam rumah. Namun Bharada E mengaku ingat ada seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya keluar rumah sambil menangis.
Meski begitu, ia tidak mengetahui secara pasti apakah wanita tersebut datang bersama rekan Sambo yang bernama Eben atau tidak. [rgo]