“Kan ketika disusun oleh PDIP mengusulkan kepala daerah kan sudah lama, faktanya Gibran adalah wali kota yang diusung oleh PDIP. Kalau hari ini ternyata sudah menjadi kader Golkar dan menjadi cawapres dari pasangan lain, ya tentu otomatis akan dicoret dari tim pemenangan,” kata Baidowi.
“Kan nggak mungkin, di sisi lain jadi cawapres, di sisi lain menjadi tim pemenangan. Itu sesuatu yang mustahil, hidup di dua alam dalam politik,” sambungnya.
Baca Juga:
Mustikaningrat Tampil Memukau, Visi Ekonomi Sumedang Sugih Jadi Sorotan Debat Pilkada
Di sisi lain, Hasto menyatakan bahwa Indonesia memerlukan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk membangun masa depan negara. Oleh karena itu, menurutnya, semua pihak harus menghindari praktik politik yang curang.
Hasto juga mencatat bahwa pasangan calon Ganjar-Mahfud telah mendapatkan dukungan positif dari masyarakat. Ia menggambarkan Mahfud MD sebagai seorang "pendekar hukum" yang memiliki integritas yang tinggi.
"Posisi Prof. Mahfud MD sebagai seorang yang berjuang dalam bidang hukum, pembela rakyat kecil, dan seorang wasit yang adil di tengah persaingan antara politisi dan pengusaha adalah sesuatu yang diperlukan. Kita memerlukan sosok yang memiliki kredibilitas dan integritas," ujar Hasto, mengutip Antara.
Baca Juga:
Sengaja Dihapus, Foto Rano Karno Bersama Terduga Kasus Judi Online Lenyap dari Instagram
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.