WahanaNews.co | Pengamat
Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang
Komarudin, menilai perilaku Kepala Staf Presiden Moeldoko menggelar KLB dan dinobatkan
sebagai Ketua Umum Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang
didapatkan dari hasil strategi politik yang inkonstitusional.
"Moeldoko menggunakan strategi hajar dan hantam serta
caplok saja kekuasaan orang lain dengan cara inkonstitusional," kata Ujang,
beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Laksanakan PIN untuk Tangani KLB Polio di Sulawesi Tenggara
Menurutnya, strategi tersebut dilakukan Moeldoko dengan
mengambil momentun saat mempunyai kekuatan sebagai bagian istana. Akhirnya,
kata dia, nilai-nilai etika hingga moralitas dikesampingkan.
"Sangat disayangkan kudeta tersebut terjadi di depan
mata rakyat Indonesia. Dan itu dilakukan oleh Moeldoko yang merupakan orang
istana," ungkapnya.
Kudeta yang terjadi dalam tubuh Demokrat kata Ujang, tentu
menjadi preseden buruk ke depan. Ia menyebut kisruh Demokrat sebagai tragedi
demokrasi di tengah pandemi.
Baca Juga:
Kesiapsiagaan Tinggi Dinkes Tulungagung Hadapi Lonjakan Kasus DBD
"Karena siapapun nanti penguasanya dan orang yang punya
kuasa, akan mencaplok dan mengkudeta kekuasaan yang sah di tubuh partai. Ini
merupakan tragedi demokrasi di tengah pandemi," tandasnya.
Tetapkan Moeldoko
Jenderal Purnawirawan Moeldoko resmi menjadi Ketua Umum
Partai Demokrat, versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara,
Jumat (5/3/2021).
Dalam sidang pleno KLB Partai Demokrat di The Hill Hotel and
Resort Sibolangit, Jumat siang, Moeldoko didaulat menjadi Ketua Umum Partai
Demokrat periode 2021 - 2025 menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono.
Selain itu, sidang pleno KLB Partai Demokrat juga memutuskan
secara aklamasi bahwa Marzuki Alie menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.
Keputusan itu dibacakan oleh pemimpin sidang pleno KLB Partai
Demokrat Jhoni Allen Marbun.
"Menimbang dan seterusnya, memperhatikan dan
seterusnya, menetapkan Jenderal (Purn) DR Moeldoko sebagai Ketua Umum DPP
Demokrat hasil kongres luar biasa periode 2021-2025," kata Jhoni Allen
Marbun membacakan hasil sidang.
Peserta KLB awalnya mengusulkan dua nama sebagai calon ketua
umum, yakni Marzuki Alie dan nama Moeldoko.
Namun, Marzuki Alie mengundurkan diri dan dengan demikian
secara otomatis menyatakan Moeldoko sebagai calon tunggal dan dinyatakan
sebagai Ketua Umum DPP Partai Demorat hasil kongres luar biasa.
Sementara itu, Marzuki Alie ditetapkan sebagai Ketua Dewan
Pembina Partai Demokrat Periode 2021-2025.
Moeldoko melalui sambungan telepon, mengatakan
berterimakasih telah memilih dan mempercayakannya sebagai Ketua Umum DPP Partai
Demorat.
"Saya berterimakasih, tapi sebelumnya ada beberapa
pertanyaan saya kepada peserta forum, apakah pemilihan di kongres sudah
dilakukan sesuai AD/ART partai?" kata Moeldoko yang disambut sorakan
peserta forum.
Moeldoko juga menanyakan komitmen para kader dalam
membesarkan partai. Dia berharap seluruh kader bersama-sama bahu membahu dalam
situasi pandemi Covid-19.
"Apakah kalian siap membangun partai dan memegang teguh
komitmen demi bangsa dan negara tanpa kepentingan pribadi?" tanya
Moeldoko. [dhn]