WahanaNews.co | Kematian satu keluarga di Citra Garden Extension I, Kalideres, Jakarta Barat, belum terungkap jelas. Tak sedikit orang meragukan empat orang korban tewas lantaran kelaparan.
Secara finansial, sekeluarga tersebut dinilai tergolong orang mampu. Rumah tempat tinggal keluarga tersebut juga terbilang layak.
Baca Juga:
Adik Prabowo Resmikan Kuil dan Gedung Serbaguna Umat Hindu di Kalideres
Hasil autopsi yang menyatakan keempat korban itu tewas karena 'tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup lama' memunculkan spekulasi-spekulasi soal penyebab kematian hingga diksi 'kelaparan'. Jika keluarga tersebut dianggap tergolong orang mampu, pertanyaannya, apa yang membuat mereka tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup lama?
Ketua RT 007 RW 015 Citra Garden Extension I Kalideres, Asiung, meragukan keempatnya tewas karena 'kelaparan'.
Pihak kerabat pun merasa ada yang janggal atas kematian keempat orang tersebut.
Baca Juga:
Siswi Difabel Korban Asusila Hamil 7 Bulan di Jakbar Ketakutan Lihat Seragam Sekolah
Ada Bon Katering
Asiung, yang ikut masuk ke dalam rumah saat polisi melakukan evakuasi jasad, mengungkap sejumlah barang bukti yang ditemukan di lokasi. Salah satu yang ditemukan adalah bon pemesanan makanan.
Selain itu, Asiung mengatakan ada salah satu warganya yang pernah melihat salah satu korban pernah memesan makanan secara daring.
"Itu tiga minggu lalu ada warga saya yang lihat dia pesan GrabFood, berarti kan ada makan dan itu ditemukan bon-bon katering ya. Itu yang ditemukan Polsek Kalideres," ungkap Asiung.
Polisi mengungkap dari hasil autopsi diduga keempat korban tewas karena mengalami dehidrasi.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce mengatakan, pada empat jasad tersebut, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Pasma mengatakan keempat korban diduga tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman yang cukup lama.
"Jadi berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan. Jadi bisa diduga berdasarkan dari pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena ditemukan dari otot-otot sudah mengecil," jelas Pasma kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (11/11).
Pasma mengungkapkan keempat korban diduga mengalami dehidrasi. Hal ini menyebabkan mayat 'mengering'.
"Di dalam lambungnya tidak ada isi makanan, artinya ini sudah berlangsung beberapa waktu yang lalu tidak ada mengkonsumsi makanan dan otot-ototnya sudah mengecil. Artinya, ini ada kekurangan cairan, dehidrasi, sehingga tubuh mayat ini menjadi kering," kata Pasma.
Mobil Korban 'Hilang'
Soal mobil yang 'hilang' ini sempat disinggung oleh Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce. Pasma mengatakan pihaknya saat ini masih mendalami soal mobil yang 'hilang' itu.
"Untuk mobil yang hilang masih dalam penyelidikan, pendalaman, karena kan ini tidak ada yang mengetahui," ujar Pasma kepada wartawan, Jumat (11/11).
Pasma menduga hanya pihak keluarga korban yang mengetahui keberadaan mobil tersebut. Penyelidikan agak terhambat karena tak adanya bukti CCTV di sekitar lokasi kejadian.
Saat ini polisi masih meminta keterangan saksi. Polisi juga tengah menelusuri di ponsel masing-masing.
"Kita masih menanyakan kepada saksi-saksi, ada mungkin keluarga yang ada, juga termasuk isi percakapan dari HP yang mungkin jadi petunjuk buat kami," tutur Pasma.
Dugaan Ketua RT soal Mobil 'Hilang'
Ketua RT sempat, Asiung, mengetahui jika keluarga tersebut memiliki 1 unit mobil dan 1 unit motor. Tetapi, kendaraan tersebut tidak ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
Asiung menduga, keluarga tersebut menjual mobilnya. Asiung juga mengungkap kemungkinan sekeluarga tersebut memiliki masalah ekonomi.
"(Mobil) tidak ada. Mungkin sudah tiga bulan lalu sudah dia jual. Mungkin ada masalah pinjaman ke bank atau apa saya nggak tahu," katanya.
Sepengetahuan Asiung, keluarga tersebut membeli mobil Honda Brio beberapa tahun ke belakang.
"Saya lihat dia punya mobil. Ada satu mobil dan satu motor yang suka dipakai sama ibu sama anak ke pasar. Kalau mobil itu Honda Brio, baru lagi keluarannya. Berarti kan keluarga mampu, bukan penerima bantuan masyarakat miskin," tuturnya. [rds]