WahanaNews.co | Fenomena menarik pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden jelang Pemilihan Presiden 2024 menjadi perhatian dan sorotan Ketua Dewan Pembina Laskar Ganjar Puan (LGP), Mochtar Mohamad.
Dia melihat survei SMRC yang dilakukan dilakukan 8-10 Februari 2022 yang dipublikasikan pada Ahad (28/2/2022) sebagai salah satu rujukan.
Baca Juga:
Meski NasDem-PKB Gabung Prabowo, Anies Tetap di Jalur Perubahan
Dalam survei tersebut pada pertanyaan tertutup responden akan memilih tiga nama sebagai Calon Presiden dalam Pilpres 2024 yakni Ganjar Pranowo (34,7 persen), Anies Baswedan (23,3 persen), Prabowo Subianto (21,9 persen), dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 20,1 persen.
Mochtar mengatakan, dalam kompetisi elektoral, apabila yang belum menentukan pilihan di bawah persentase dari kandidat terendah, maka dapat dipastikan kecenderungan hasil akhir Pilpres 2024 tidak beda jauh dengan hasil survei.
Dijelaskannya, pada poros pertama, Ganjar Pranowo (34,7 persen) atau PDI Perjuangan ini memiliki 128 kursi DPR RI, sedangkan presidential threshold adalah 115 kursi untuk tiket Capres/Cawapres.
Baca Juga:
Ajak Partainya Realistis, Ketua Mahkamah PPP Serukan Dukung Pemerintahan Baru
Artinya, hanya PDI Perjuangan atau Ganjar Pranowo yang sudah memiliki tiket.
"Tentunya PDI Perjuangan ingin mendapat tambahan benefit elektoral pada Pemilu legislatif 2024, besar kemungkinan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani akan mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024. Sehingga PDI Perjuangan mengusung pasangan Ganjar-Puan," ujar Mochtar Mohamad, Selasa (1/3/2022), dalam keterangan tertulisnya.
Selanjutnya, poros kedua, Anies Baswedan (23,3 persen) yang didukung PKS (50 kursi) dan Partai Demokrat (54 kursi), dengan total 104 kursi.
Koalisi oposisi tersebut masih membutuhkan satu partai untuk mengusung Capres/Cawapres.
Partai Nasdem (59 kursi) akan cenderung untuk bergabung dengan poros oposisi di Pilpres 2024, sehingga total 163 kursi.
"Yang berpeluang untuk mendampingi Anies Baswedan adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat, setelah melihat hasil survei SMRC, yaitu sebanyak 2,6 persen, dibandingkan dengan Salim Segaf Al-Jufri (PKS) yang 0,0 persen," terang Mochtar Mohamad.
Kemudian, pada poros ketiga, ada Prabowo Subianto (21,9 persen) atau Gerindra.
Dengan berbekal 78 kursi, Gerindra masih membutuhkan koalisi satu partai.
PAN (44 kursi) cenderung menjadi opsi untuk melengkapi tiket Capres/Cawapres, sehingga total 122 kursi.
"Yang berpeluang mendampingi Prabowo Subianto adalah Sandiaga Uno dengan 5,8 persen dan Zulkifli Hasan dengan 0,2 persen. Poros ini mengarah pada pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno," kata Mochtar Mohamad.
Mantan Ketua Deklarasi Capres-Cawapres Megawati-Prabowo pada 2009 lalu itu menambahkan, sisa partai yang belum terpolarisasi adalah Golkar (85 kursi) dengan kandidat Airlangga Hartarto (0,4 persen), PKB (58 kursi) dengan kandidat A Muhaimin Iskandar (0,1 persen), dan PPP (19 kursi) yang belum memiliki kandidat.
Menurutnya, sangat kecil kemungkinan terbentuk poros keempat dengan minimnya elektabilitas kandidatnya.
Mochtar Mohamad meyakini, partai-partai lainnya kemungkinan besar akan bergabung dengan tiga poros utama Capres tadi.
"Kalau membaca hasil survei Charta Politika (Desember 2021), pemilih Golkar dominan 26,5 persen memilih Ganjar Pranowo, PKB 31 persen memilih Ganjar Pranowo, dan PPP 5,9 persen memilih Ganjar Pranowo. Artinya, poros keempat sulit untuk diwujudkan," ujar dia. [gun]