WAHANANEWS.CO, Kupang - Suasana duka menyelimuti rumah keluarga Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (7/8/2025) petang, ketika peti jenazahnya diturunkan dari ambulans di tengah langit yang mendung.
Sang ayah, Sersan Mayor Christian Namo, dengan suara tegas melarang siapapun membopong peti jenazah anaknya, meski sejumlah rekan kerja berbaju PDL TNI AD berusaha menenangkannya.
Baca Juga:
3 Oknum TNI Diduga Aniaya Pencuri Motor hingga Tewas di Bali
"Jangan ada yang pikul. Biar saya sendiri saja yang pikul. Saya sangat kecewa. Kamu sudah buat anak saya, tentu saya tidak akan terima," ucapnya lantang.
Meski sempat menolak, Christian akhirnya ikut mengangkat peti yang dibalut bendera merah putih bersama prajurit lain menuju ruang duka, lalu meletakkannya di tempat tidur yang telah disiapkan.
Tangisnya pecah ketika ia mengangkat tinggi-tinggi foto Lucky.
Baca Juga:
Takziah ke Rumah Duka Almarhum Ketua MUI Deli Serdang
"Anak ganteng, Lucky. Bapa salah, bapa salah kasih lu kerja Lucky. Bapa sudah bilang, kenapa lu mau jadi tentara. Bapa minta maaf," ujarnya sambil terisak, memicu air mata keluarga dan pelayat lain.
Prada Lucky, prajurit Batalion Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere Nagekeo, meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) setelah menjalani perawatan intensif di ICU RSUD Aeramo, Nagekeo.
Ia diduga menjadi korban penganiayaan sejumlah seniornya. Komandan Brigif 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, membenarkan kematian tersebut dan menyatakan kasusnya sedang ditangani penyidik Polisi Militer.