WahanaNews.co | Isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju (KIM) semakin kencang
terdengar menjelang akhir tahun, setelah Presiden Joko Widodo alias Jokowi dikabarkan akan merombak kabinetnya dalam waktu dekat ini.
Namun, alih-alih
mendapatkan dukungan publik, sejumlah kalangan justru menyoroti rencana
pemerintah tersebut.
Baca Juga:
Anggaran PUPR Cs Dibabat di Tahun I Prabowo, Sri Mulyani Ungkap Alasannya
Ekonom senior, Rizal Ramli, malah menyindir dan mempertanyakan
manfaat dari reshuffle kabinet
tersebut.
Bahkan, dia kembali menggunakan
istilah "KW", yang sepertinya merujuk pada kualitas
sejumlah menteri.
"Ada
kabar mau reshuffle kabinet.. akan bermanfaat? Sebagian besar KW2 KW3 hanya
sibuk cari pensiun. Jika diganti dgn KW1, pasti ada manfaat. Banyak juga yg KKN
ugal2an. Klo KKN ganti bakal tumbuhkan kepercayaan. Menkeu terbalik sumber
masalah, klo tidak diganti JKW nyungsep," cuitnya melalui akun Twitter @RamliRizal, Senin (21/12/2020).
Baca Juga:
Kata Djarot PDIP Soal Jokowi Reshuffle Diakhir Jabatan
Istilah "Menteri KW" pernah dilontarkan Rizal pada akhir 2015, tepatnya dalam acara Core Economy Outlook 2016 di Jakarta.
Saat itu, dia memprediksi Presiden
Jokowi akan melakukan reshuffle Jilid 2, setelah reshuffle Jilid Pertama pada
Agustus 2015 dinilainya berhasil sedikit memperbaiki kondisi ekonomi nasional.
Dikutip dari pemberitaan Tempo.co pada 17 November 2015, Rizal
yang saat itu menjabat Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya mengatakan, selama sembilan
bulan pertama pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla, menteri-menteri yang
menjabat mayoritas merupakan usul dari partai politik, bukan pilihan Presiden
Joko Widodo pribadi.
Menurutnya, para menteri tersebut
tidak mampu membawa sentimen positif bagi perekonomian Indonesia.
"Visinya simpang siur,
kompetensinya KW 2 atau KW 3," ujarnya.
Namun, sambungnya, setelah Presiden
Jokowi melakukan reshuffle pertama
dengan menunjuk langsung menteri-menteri untuk menjabat posisi strategis pada
bidang ekonomi, politik, dan keamanan, perubahan mulai terjadi. [qnt]