Wakil Ketua Umum I Kadin Cilegon, Isbatullah Alibasja, mencoba meluruskan duduk perkara.
Ia mengklaim bahwa sebelum pertemuan tersebut, Kadin telah beberapa kali menjalin komunikasi dengan pihak investor dan kontraktor utama proyek, yaitu PT CAA dan dua konsorsium besar: Chengda, Total Persada dan PT PP JO–Seven Gate Indonesia.
Baca Juga:
Polda Banten Jerat 3 Tokoh Organisasi dalam Kasus Intimidasi Investor
“Sebelum insiden itu, kami sudah adakan 3–4 kali pertemuan yang sifatnya persuasif. Tujuan kami agar proyek ini melibatkan pelaku usaha lokal,” ujar Isbat, beberapa waktu lalu.
Namun komunikasi yang awalnya lancar mulai tersendat, terutama dengan pihak Chengda.
Menurut Isbat, perbedaan budaya dan lambatnya respons dari pihak kontraktor membuat Kadin memutuskan untuk melakukan inspeksi langsung ke lokasi proyek.
Baca Juga:
Pemerasan Minta Jatah Proyek Rp5 Triliun, Ketua Kadin Cilegon Jadi Tersangka
Kondisi di lapangan ternyata sudah memanas. Beberapa pengusaha lokal dari organisasi seperti HIPMI dan HIPPI sudah berada di lokasi. Situasi pun tak terkendali.
“Komunikasi jadi tidak sehat. Chengda selalu bilang keputusan ada di CAA. Tapi CAA juga menyatakan dukungan untuk melibatkan pengusaha lokal. Jadi seperti dilempar-lempar,” kata Isbat.
Dalam suasana tegang itu, terjadi adu mulut. Salah satu pengurus Kadin mengeluarkan pernyataan kontroversial yang kemudian viral.