WahanaNews.co | Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, mengaku sempat ditegur Presiden Joko Widodo alias Jokowi lantaran bicara terlalu keras.
Abbas sempat singgung indeks kesenjangan ekonomi masyarakat yang makin terjal.
Baca Juga:
Buka Rakerda MUI Kabupaten Fakfak, Bupati: Majelis Ulama Indonesia adalah Mitra Pemerintah
Bagi Abbas, Presiden Jokowi dan juga Menteri Agama adalah orang yang kebal kritik.
"Tadi saya diingatkan Pak Jokowi, 'Pak Anwar Abbas, ngomong-nya jangan keras-keras, Pak'. Apalagi tadi ketika bertemu dengan Menteri Agama, ya berapa teman langsung mengambil momen gitu kan. Saya rasa Pak Presiden sama Pak Menteri Agama adalah orang yang sudah kebal ya," kata Abbas, dalam acara Kongres Ekonomi Umat Islam ke-2, dikutip dari YouTube TVMUI, Jumat (10/12/2021).
Dia menyampaikan kritikan terkait penurunan dan kesenjangan ekonomi serta kepemilikan lahan.
Baca Juga:
Rusia Ingin Adopsi Pola Pengkaderan Ulama MUI Bogor
Abbas juga bahas soal Indonesia yang bercita cita menjadi negara maju.
Namun, ia menekankan, menjadi negara maju bukan perkara mudah.
Maka itu, harus dikuatkan dengan karakter dan keadilan.
"Kita tidak ingin negeri kita hanya sekadar maju, tapi juga berkeadilan. Mengedepankan kebersamaan, berakhlak dan bermoral, serta memiliki budaya luhur yang akan bisa membuat kesatuan dan persatuan di antara kita sebagai bangsa dan warga dunia," jelas Abbas.
Pun, Abbas menyampaikan lagi jangan hanya menjadi negara maju tapi juga menerapkan berkeadilan.
"Akan semakin lebih kuat lagi di mana kita tidak hanya peduli terhadap kita mendapatkan profit atau keuntungan. Tapi, kita juga peduli terhadap sesama dan lingkungan hidup serta lingkungan alam ini," tutur Abbas.
Kemudian, Abbas mengatakan karakter bangsa penting bagi sebuah negara yang maju.
Dia menyinggung pernyataan Jokowi dalam suatu kesempatan yang ingin memperkuat karakter anak bangsa.
"Ini saya penting memasukkan karakter karena Pak Presiden dalam kesempatan pertemuan di Istana ya sempat menyatakan, Pak Presiden ingin membentuk anak-anak bangsa ini menjadi anak bangsa yang memiliki karakter.” ujarnya. [dhn]