WahanaNews.co, Jakarta - Jenderal (Purn) Wiranto, anggota Dewan Pembina Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menyatakan keheranannya terhadap pihak-pihak yang terus-menerus menghadirkan dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang melibatkan Prabowo menjelang pemilihan presiden.
Wiranto menegaskan bahwa isu tersebut bahkan dijadikan sebagai alat untuk membunuh karakter Prabowo, sehingga menciptakan citra negatif terhadapnya.
Baca Juga:
Situasi HAM di Papua Tahun 2023, Ini Hasil Pengamatan Komnas HAM
"Saya sendiri juga merasa heran tatkala menjelang pemilu selalu saja dugaan pelanggaran HAM di masa lalu, yang diarahkan kepada para prajurit TNI termasuk saya, Pak Prabowo, selalu saja diungkit-ungkit kembali, dimunculkan kembali, bahkan dijadikan character assasination," ujar Wiranto, melansir Kompas, Selasa (12/12/2023).
Padahal, Wiranto menegaskan, isu pelanggaran HAM yakni penculikan aktivis itu sudah berlangsung lama, yakni pada 1998 lalu.
Saat itu, Prabowo memimpin Komando Pasukan Khusus TNI AD, sementara Wiranto menjabat sebagai Panglima TNI.
Baca Juga:
Persoalkan Pelanggaran HAM, Anggota TNI Tantang BEM UI KKN di Wilayah KKB
Wiranto menjelaskan, perbuatan satu aparat tertentu di masa lalu hanya dapat dinilai dan diukur dengan norma hukum, kondisi sosial politik, dan situasi negara saat itu.
Menurut dia, menjadi tidak relevan, tidak adil, dan tidak benar tatkala keadaan masa lalu dicoba untuk diukur dan dinilai dengan norma hukum dan situasi negara saat ini.
"Bahkan dijadikan black campaign," ucapnya.