Setelah resmi mendapatkan surat persetujuan dari pihak Yayasan Budi Murni, maka Panitia Persiapan pun segera mengadakan Ibadah Pengucapan Syukur, yang diadakan di rumah kediaman Pnt. (Em.) R.M. Sagala dan bertepatan dengan Hari Raya Imlek, 8 Februari 2016. Ibadah Pengucapan Syukur ini dihadiri oleh 60 orang dewasa dan 8 anak-anak, dengan pelayan Firman oleh Pendeta Korwil Jabodetabek, Pdt. Rotua M. Purba, liturgos oleh Pdt. Irvan Hutasoit (GKPI Jemaat Khusus Rawamangun), dan doa syafaat oleh Pdt. Jeffron Lumbanbatu (GKPI Sejahtera Pulomas).
Pos Kebaktian Cipayung ini mendapatkan dukungan dari GKPI di Jabodetabek dan dari banyak pihak, termasuk dari anggota DPRD DKI Jakarta, Ir. Manuara Siahaan. Beliau, dalam kata sambutannya, mengungkapkan sangat senang telah dilibatkan sejak awal dalam proses pendirian Pos Kebaktian GKPI Cipayung.
Baca Juga:
Polda Metro Jaya Ungkap Kasus Sabu 6 Kg di Dalam Boneka di Jaktim
Setelah Ibadah Pengucapan Syukur, kemudian diadakan Ibadah Pembukaan, pada hari Minggu, 14 Februari 2016. Tanggal ini sekaligus sebagai tanggal berdirinya GKPI Pos Kebaktian Cipayung. Pelayanan Firman disampaikan oleh Pdt. Patut Sipahutar, mantan Bishop GKPI, dan liturgos oleh Pdt. Irvan Hutasoit. Dalam Ibadah Pembukaan ini, Pdt. Irvan Hutasoit (mewakili Pengurus Harian Jemaat/PHJ GKPI Jemaat Khusus Rawamangun) juga mengukuhkan Pengurus Pos Kebaktian, membacakan Surat Penugasan kepada para pengurus, dan memberikan beberapa simbol pelayanan, berupa: cawan perjamuan dan buku tata ibadah.
Pengurus GKPI Pos Kebaktian Cipayung ini terdiri atas anggota jemaat yang berasal dari beberapa gereja GKPI (Rawamangun, Pulomas, dan Jatinegara) dan seorang berasal dari HKBP Cipayung. Pengurus terdiri atas: Koordinator Pelayanan: Pnt. Mestan Simarmata (Penatalaksana Pelayanan), Pnt. Syarif Oppusunggu (Penatalaksana Kesekretariatan), dan Aris Simamora (Penatalaksana Perbendaharaan). Tim Kerja Peralatan: John Piter Hutagalung, Maruahal Turnip, dan Chandra Gurning. Tim Kerja Pengembangan Sarana/Prasarana: Pnt. (Em.) R.M. Sagala, Pnt. Karto Manalu, dan Saut P. Hutagalung.
Pada perkembangannya kemudian, sesuai dengan kebutuhan, dibentuklah Tim Kerja Infokom: Pnt. Jesse Sagala, Dharma Hutauruk, dan Rommel Pakpahan. Selain kepengurusan di atas, kemudian dibentuk Tim Doa dan Pastoral, dengan koordinator: Pdt. Ronny Awang.
Baca Juga:
Warga Cilangkap: Proyek Sudin SDA yang Amburadul Tapi PPSU dan Satgas SDA Jadi Korban
Semangat dan kesehatian antarpengurus dan jemaat ketika itu sangat kuat terlihat dan dirasakan oleh semua anggota jemaat. Semangat dan kesehatian dalam Tuhan ini memang sangat penting dalam memulai pelayanan. Apalagi, di jemaat baru, masih banyak yang harus dikerjakan. Tanpa semangat dan kesehatian, serta pengharapan kepada Tuhan, tentu akan terasa berat dan sukar melaksanakan pelayanan. Itu sebabnya dalam beberapa kali kesempatan, Bpk. Saut P. Hutagalung selalu mendorong Pengurus untuk bekerja sama dengan baik dan tetap semangat dalam kebersamaan
”Apa yang perlu kita persiapkan, mari kita sama-sama persiapkan,” kata Pak Hutagalung, yang dengan penuh semangat menyumbangkan sejumlah perlengkapan ibadah, antara lain: mimbar, kantong dan kotak persembahan, serta alat perlengkapan perjamuan kudus. Bahkan, dengan kesibukannya sebagai staf ahli menteri kala itu, Pak Hutagalung masih menyempatkan diri untuk mencari dan membeli berbagai perlengkapan tersebut.
Pak Hutagalung juga yang selalu mendorong jemaat di Pos Kebaktian untuk membentuk paduan suara. Dorongan Pak Hutagalung ternyata mendapat sambutan baik jemaat. Mereka yang selama ini belum pernah bergabung di kelompok paduan suara gereja, di Pos Kebaktian ini ternyata sangat bersemangat untuk bergabung dan berlatih. Usia tampaknya tidak menghalangi mereka untuk bernyanyi.