WahanaNews.co | Rasa percaya diri merupakan hal penting untuk dibangun sejak usia dini. Sebab, rasa percaya diri dapat mendorong seseorang untuk mewujudkan tujuan atau bahkan impiannya.
Ada beberapa faktor yang memicu anak menjadi kurang percaya diri, salah satunya dari pola asuh orangtua di rumah. Tanpa disadari ada beberapa kebiasaan yang justru membuat anak menjadi minder.
Baca Juga:
Momen CFD, Pj Wali Kota Bekasi Kampanyekan Stop Kekerasan Perempuan dan Anak
Lantas apa saja penyebabnya? Berikut lima faktor penyebabnya menurut para ahli:
1. Kurang dorongan dari orangtua
Studi yang dilakukan para peneliti di McGill University di Montreal, Kanada, menemukan bahwa sifat serta kepribadian seorang anak lebih dipengaruhi perilaku orang tuanya ketimbang genetika.
Baca Juga:
YLKI Dukung Cukai Tinggi Minuman Berpemanis untuk Kurangi Konsumsi Anak
Menurutnya, para ilmuwan juga meyakini peran warisan genetika lebih sedikit menentukan perilaku ketimbang faktor lingkungan.
Raksha mengutip pernyataan psikolog Dr Sushma Mehrotra, yang juga meyakini apabila orangtua memberikan rangsangan yang benar, bahkan anak yang biasa-biasa saja bisa menjadi cemerlang.
Sebaliknya, jika kurang dirangsang, anak yang cerdas pun tak akan mencapai potensinya secara maksimal.
"Kita tidak bisa mengendalikan gen yang kita turunkan, tapi kita bisa memengaruhi lingkungan tempat anak-anak kita dibesarkan," kata Raksha.
Raksha menyebut, orangtua merupakan pengaruh terkuat untuk membentuk nilai dan harga diri anak.
2. Kurang mendapatkan perhatian
Rasa percaya diri anak juga dipengaruhi oleh dukungan yang ia dapatkan dari kedua orangtuanya.
Ketika orangtua terlalu sibuk dan kurang memperhatikan anak, hal ini dapat membuat anak merasa dilupakan, tidak diinginkan, atau kehadirannya tidak penting, sehingga berdampak pada rendahnya rasa percaya diri anak.
3. Terlalu dikekang
Ingin melindungi anak merupakan suatu hal yang wajar.
Namun, orangtua yang terlalu protective seperti banyak melarang anak untuk melakukan ini dan itu, terlalu ikut campur dalam keputusan yang anak buat sehingga anak tidak pernah diberi kesempatan untuk membuat keputusannya sendiri, hal ini membuat anak merasa kalau mereka tidak bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan dan kehadiran orangtua.
4. Faktor lingkungan
Faktor lain seperti hubungan dengan lingkungan yakni teman sebaya, keberhasilan dan kegagalan di sekolah, pengalaman positif atau negatif juga memengaruhi perkembangan psikologis anak.
5. Orangtua menilai kemampuan anak berdasarkan nilai akademiknya
Tidak sedikit orangtua yang hanya menilai kemampuan anak berdasarkan nilai dan prestasi akademik yang diperoleh anak.
Ketika anak mendapatkan nilai yang kurang baik, terkadang orangtua langsung melabel anak kurang pintar dan memarahi mereka karena nilainya yang buruk.
Hal ini jika terjadi terus-menerus juga dapat berdampak pada rendahnya rasa percaya diri anak. [ast/CNBC]