Tak ayal, hal itu pun sangat
menganggu para warga yang bertempat tinggal di dekat pabrik tersebut.
"Pihak-pihak yang membiarkan hal itu terjadi merupakan orang yang sengaja ingin membunuh penduduk
setempat secara perlahan dengan racun berbahaya tersebut," ucap aktivis
lingkungan bernama Pablo Lada itu kepada AFP, yang dikutip oleh VOA.
Baca Juga:
RI Pamerkan Cara Baik Atasi Pencemaran Danau Toba di WWF Bali
Disebutkan, menurut Lada, perubahan
warna danau tersebut terjadi pada Minggu lalu.
Aktivis yang juga merupakan penduduk
yang tinggal di dekat pabrik tersebut mengaku sangat mengkhawatirkan hal
tersebut, apalagi danau itu mengeluarkan bau yang cukup menyengat.
Sementara itu, menurut keterangan
Insinyur Lingkungan dan Ahli Virologi, Federico Restrepo, yang mengatakan kepada AFP, perubahan warna
danau tersebut disebabkan oleh natrium sulfit yang terdapat di dalam limbah
ikan.
Baca Juga:
10 Aki Raib dari Truk Sampah DLH Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah
Dengan arti, ia juga menambahkan bahwa
limbah itu seharusnya terlebih duhulu diolah sebelum dibuang ke danau untuk
menghindari pencemaran lingkungan.
Nah, hal itulah yang membuat Lada dan
penduduk setempat geram.
Terlebih, pemerintah setempat dianggap
tidak memedulikan kesehatan mereka dengan mengizinkan beberapa pabrik ikan di
daerah tersebut membuang limbah sembarangan.