"Tentara kita itu menyerbunya siang. Karena tentara
Belanda itu silau sama sinar matahari. Hanya 1 jam tentara kita menyerbu gudang
untuk mengamankan persediaan," tuturnya.
Pada saat tentara Indonesia menyerbu ke gudang, Ngatimin pun
berinisiatif mengamankan senjata yang ditinggalkan di kebun agar tidak ketahuan
musuh. Ia pun menutup senjata-senjata itu dengan dedaunan.
Baca Juga:
2 Personel Polres Merangin Curahkan Prestasi Pada Kejuaraan Dandim Cup 0416 Bute Shokaido Open - Festival Sesumatra 2024
Atas aksinya itu Ngatimin kemudian diberikan tugas pimpinan
tentara Indonesia untuk memata-matai pergerakan tentara Belanda. Umur Ngatimin
yang masih remaja relatif aman dari ancaman musuh.
"Saya diberi tugas menjadi mata-mata. Saya melihat
musuh dari jauh dan melaporkan ke komandan. Usia saya masih di bawah umur, jadi
tidak dicurigai musuh dan antek Belanda," kenangnya.
Tugas mulia itu dilakukannya dengan ikhlas dan penuh semangat.
Bahkan beberapa kali ia harus berpura-pura menjadi anak tidak normal saat
ketemu dengan tentara Belanda agar tak dicurigai.
Baca Juga:
Residivis Curanmor Berhasil Diringkus Tim Elang Sat Reskrim Polres Merangin, 3 Unit R2 Turut Disita
"Saya kalau ada tentara Belanda lewat pura-pura jadi
anak tidak normal. Mereka tidak curiga. Dan saya bisa melaporkan kegiatan dan
keberadaan mereka ke tentara kita," jelasnya.
Selain menjadi mata-mata, Ngatimin juga mendapatkan tugas
baru. Yakni memastikan senjata-senjata tentara Indonesia aman disembunyikan di
wilayah musuh. Salah satunya yang disembunyikan di timur lapangan udara
Panasan.
"Saya harus berusaha agar tidak tertangkap tentara
Belanda. Bisa mati kalau ketahuan," katanya lagi.