Untuk mencapai reaksi fusi, tabung Tokamak dipanaskan dengan suhu sebesar 1
miliar derajat Celcius atau 10 pangkat 9 derajat Celcius.
Setelah digunakan menghasilkan energi
panas itu, tabung silinder berbentuk donat tersebut perlu didinginkan untuk
bisa digunakan kembali.
Baca Juga:
Pengamat Militer: DF-5B Bukti China Siap Tanding Kekuatan Nuklir Amerika
Untuk menjaga energi tersebut tetap
berada dalam wadah, lapisan dalam Tokamak
memanfaatkan gaya magnet berupa pertemuan dua kutub positif, sehingga menghasilkan energi tolak-menolak.
Dengan memanfaatkan gaya magnet,
plasma yang sudah tercipta bisa tergantung di tengah tabung yang berbentuk
donat tersebut.
Sehingga panas dipastikan tidak akan
menyentuh tabung dan minim risiko kebocoran.
Baca Juga:
China Ungkap Atmosfer Mencekam Jelang Pertandingan Lawan Indonesia
Sementara itu, akademisi fisika nuklir
Universitas Pertahanan, Mutia Meireni,
menjelaskan, jika terjadi kebocoran dalam reaksi fusi tersebut, dampaknya tidak
sebanyak kebocoran dalam reaksi fisi.
Proses fusi sendiri menggabungkan
unsur ringan, sehingga menjadi unsur yang lebih
berat.
Sementara proses fisi dalam
pembentukan energi nuklir memecah atom menjadi beberapa bagian.