Selain
itu, ada sumbangan dari seorang warga untuk pembangunan menara
pertama.
Sumbangan
itu diterima setelah warga tersebut menerima uang hasil penjualan tanah di
daerah Air Itam, yang sekarang menjadi kompleks perkantoran gubernur dan
organisasi vertikal.
Baca Juga:
Satpol PP Turun ke Asrama ISBA Jogja, Andre Politik: Ini Bisa Perkeruh Situasi
"Jadi
memang masjid ini hasil swadaya masyarakat dari semua etnis dan golongan.
Bahkan pada periode 1950-an itu tidak hanya masjid Jamik yang sedang dibangun,
tapi juga ada Gedung Nasional yang diresmikan 1953," ujar Elvian, yang
juga mantan Kepala Dinas Pariwisata Pangkalpinang.
Penulis
buku Kampoeng di Bangka ini
menambahkan, sebagian bangunan masjid masih memerlihatkan arsitektur model
lama.
Itu
bisa ditemukan pada seluruh jendela dan pintu masjid.
Baca Juga:
Bangka Belitung Siap Cetak Sejarah Sebagai Provinsi Nuklir Pertama di Indonesia
Kusen
kayu besar dengan bentuk melengkung dipadukan dengan engsel dan pengait besi
model lama yang masih berfungsi dengan baik hingga saat ini.
Selain
itu, ada material kaca buram, tiang dan teras marmer yang berdiri
kokoh dan terus dipertahankan.
Masjid
Jami memiliki sirkulasi udara alami yang didukung banyaknya jendela besar di
seluruh bagian bangunan.