Misi penyebaran Injil pertama kali dia lakukan di Barus, dengan harapan bisa menepat di daerah Toba.
Namun pemerintah Hindia Belanda tidak memberikan izin dengan alasan keamanan, mengingat daerah itu belum dikuasai.
Baca Juga:
Julia Hutabarat, Pahlawan Guru Perempuan Batak Toba Pertama yang Bergelar Sarjana
Nommensen lantas bergabung dengan penginjil lain yang ada di Sipirok.
Mereka berdiskusi terkait pembagian wilayah tugas, dan Nommensen mendapat tugas di Silindung.
Pada tanggal 11 November 1863, Nommensen melawat ke Tarutung dan diterima dengan baik oleh Ompu Pasang.
Baca Juga:
100 Tahun Sitor Situmorang: Napak Tilas Sang Penyair Melalui Panggung Opera Batak
Setahun berikutnya, ketika kembali ke Tarutung, Nommensen tidak mendapatkan sambutan yang sama dari sebelumnya.
Nommensen lantas berpindah ke desa lain, hingga sampai di desa yang dikuasai Raja Terlindung Lumban Tobing.
Saat itu, daerah tersebut sedang dilanda wabah kolera, di mana istri sang raja juga menjadi salah satu korbannya.