Sebagian besar plastik terbuat dari bahan utama petroleum. Oleh karena itu, bahan ini tidak terbarukan. Masalah pertama dari plastik muncul dari proses pengeboran minyak.
Proses ini berpotensi mengganggu ekosistem darat dan lautan. Selain itu, risiko lainnya adalah tumpahan minyak yang bisa mencemari lingkungan, baik tanah maupun air.
Baca Juga:
Pakar Ungkap Gegera Sampah Plastik Cemari Laut RI, Negara Rugi Rp225 Triliun per Tahun
Emisi karbon dari plastik
Masalah berikutnya adalah plastik menghasilkan emisi karbon, tidak hanya pada proses produksinya, namun juga ketika plastik digunakan.
Pada tahun 2015, emisi karbon dari kantong plastik saja diperkirakan mencapai 1,8 milyar ton karbon dioksida. Angka ini tidak kalah besar dari emisi karbon hasil produksi kaca yang telah dibahas di atas.
Baca Juga:
Viral, Warga Kembalikan Sampah ke Rumah Pembuangnya
Plastik tidak bisa didaur ulang
Masalah utamanya adalah plastik tidak bisa di daur ulang. Kaca memiliki tingkat daur ulang yang sangat rendah, yaitu hanya sekitar 9 persen. Selain itu, hasil daur ulangnya pun berbeda jika dibandingkan dengan daur ulang kaca.
Daur ulang plastik tidak bisa menghasilkan kualitas plastik yang sama seperti awal lagi. Sedangkan sisa plastik yang tidak didaur ulang akan berakhir di tempat pembuangan sampah.