Setelah Turki menjadi sebuah negara
Republik dan menjadikan Mustafa Kemal Ataturk sebagai Presiden
pertamanya, ada banyak kebijakan-kebijakan anti-Islam yang
dipelopori oleh Mustafa Kemal
secara radikal.
Dia menetapkan ideologi negara yang
menganut paham sekular demi menghilangkan nilai-nilai Islam
dari pemerintahan.
Baca Juga:
Operasi Seroja Timtim: Komandan Pasukan Gugur di Pelukan Prabowo
Kebijakan Mustafa Kemal yang sangat
anti-Islam, antara lain, adalah
menghapus syariah Islam dan tidak ada lagi jabatan kekhalifahan, mengganti
hukum-hukum Islam dengan hukum-hukum Italia, Jerman, dan Swiss, menutup
beberapa masjid dan madrasah, mengganti agama negara dengan sekularisme,
mengubah adzan ke dalam bahasa Turki.
Lalu melarang pendidikan agama di
sekolah umum, melarang kerudung bagi kaum wanita dan pendidikan terpisah,
mengganti naskah-naskah bahasa Arab dengan bahasa Roma, pengenalan pada kode
hukum Barat, pakaian, kalender, serta Alfabet, dan mengganti seluruh huruf Arab
dengan huruf Latin.
Di masa tuanya, dia menerbitkan banyak
buku dan membuat jurnal sepanjang karier militernya.
Baca Juga:
Saat Teroris Noordin M Top Tewas di Solo
Jurnal harian Atatürk dan catatan
militer selama periode Utsmaniyah diterbitkan sebagai satu koleksi.
Koleksi lain mencakup periode antara
1923 dan 1937 dan mengindeks semua dokumen, catatan, memorandum, komunikasi
(sebagai Presiden) di bawah beberapa volume, berjudul Atatürk"ün Bütün Eserleri (Semua Pekerjaan Atatürk).
Hingga akhirnya ia meninggal di Istana
Dolmabahçe, Istanbul, Turki, 10 November 1938, pada umur
57 tahun.