Kru bertanya,
apakah ada dokter dalam penerbangan saat itu, dan sejumlah orang bangkit untuk membantu.
Beberapa pihak merinci
bagaimana selama CPR, tulang korban terdengar retak saat kompresi dada
dilakukan,
sebelum kemudian tubuhnya terlihat mulai membiru.
Baca Juga:
GIAMM Desak Pemerintah Terapkan Tarif Balasan terhadap AS
Ini diungkap Tony Aldapa, salah satu penumpang yang ikut membantu melakukan CPR.
"Aku bangkit dari tempat duduk, dan kukatakan aku tahu CPR. Aku menawarkan bantuan
kompresi dada. Aku membantu,
sampai kru bantuan tiba sekitar 45 menit kemudian," katanya.
"Kami melakukan kompresi dada, dan mereka memasang masker oksigen. Kemudian
kami menggunakan ambu-bag yang kami
gunakan untuk bernafas," lanjutnya.
Baca Juga:
Dampak Kebijakan Trump di Sektor Teknologi: Saham Rontok, Perusahaan Besar Terpukul
Dalam cuitan di Twitter,
Aldapa menjelaskan mengapa dirinya memutuskan untuk membantu.
"Aku tahu risikonya,
tapi aku berbicara dengan istrinya dan dia tidak pernah menyebut suaminya
positif, meski memang dijadwalkan akan menjalani tes di LA," kata Aldapa.
Menurutnya,
hingga kini dirinya tak merasakan gejala apa pun.