"Dia gemetar dan berkeringat saat naik pesawat. Dia jelas sakit
dan kemudian meninggal di tengah penerbangan. Kami melakukan pendaratan darurat
di New Orleans dan kami bahkan tidak bertukar pesawat setelah itu."
Demikian ungkap seorang penumpang perempuan. Ia melanjutkan, "Kami
semua duduk di sana selama berjam-jam menunggu, sementara kalian membersihkan darah dan kuman dengan
tisu basah. Apakah ini cara kalian menangani keselamatan dan kesehatan orang
lain?"
Baca Juga:
GIAMM Desak Pemerintah Terapkan Tarif Balasan terhadap AS
Dia mengatakan,
klaim maskapai bahwa mereka percaya pria dimaksud
mengalami
serangan jantung,
terdengar "menggelikan".
"Tak pernah ada penyebutan kami mengalihkan penerbangan karena
alasan serangan jantung."
"Semua orang tahu,
ini terkait Covid,
karena sang istri menyampaikan informasi medisnya. Dia positif dan bergejala
Covid selama lebih dari seminggu. Mereka menutupi fakta itu, dan menangani situasi dengan buruk."
Baca Juga:
Dampak Kebijakan Trump di Sektor Teknologi: Saham Rontok, Perusahaan Besar Terpukul
Wanita lainnya,
bernama Shay,
juga mencuitkan kemarahan dan menuduh
pihak maskapai gagal memastikan rekam medis penumpang sebelum naik. Kritik juga
dialamatkan pada pasangan suami-istri
tersebut.
"Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah meminta manifes penumpang, agar penumpang lain dapat diberitahu bahwa mereka
kemungkinan telah terpapar,"
kata Juru
Bicara,
Charles Hobart.
CDC mengumpulkan informasi untuk memutuskan apakah tindakan
kesehatan lebih lanjut telah sesuai.