Wilayah
pesisir ini merupakan wilayah yang rentan terhadap kenaikan muka air laut.
Kenaikan
muka laut merupakan potensi ancaman bencana bagi wilayah pesisir dan tentu akan
memiliki konsekuensi ekonomi.
Baca Juga:
BMKG Kalsel Intensifkan Edukasi Masyarakat Terkait Peningkatan Suhu Signifikan Lima Dekade Terakhir
Indonesia
yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia dengan penduduk yang sebagian
besar tinggal di wilayah pesisir, sudah seharusnya menyadari akan ancaman
bencana dari kenaikan muka air laut.
Pengetahuan
dan pemahaman tentang perubahan permukaan laut menjadi sangat perlu untuk
mendukung kegiatan mitigasi dan adaptasi.
Perubahan
permukaan laut disebabkan karena faktor alamiah seperti tektonik, pemuaian air
laut karena kenaikan suhu permukaan laut, karena badai tropis dan mencairnya
es, selain juga faktor antropogenik seperti eksploitasi air tanah yang
berlebihan.
Baca Juga:
Buka Indonesia International Sustainability Forum 2024, Presiden Jokowi Sampaikan Strategi Penanganan Perubahan Iklim
Memahami
perubahan permukaan laut memerlukan pemahaman historis perubahan permukaan
laut.
Data
instrumental terlalu pendek untuk sepenuhnya memahami hal tersebut dan
menangkap terjadinya peristiwa langka, tetapi paling merusak.
Hal ini
dapat diatasi melalui studi iklim dan oseanografi masa lampau (paleoseanografi
dan paleoklimatologi) yang mampu menghasilkan data oseanografi maupun
klimatologi dari kisaran waktu masa kini sampai masa lampau hingga jutaan
tahun lalu.