Washington Post menyebutkan, dalam pembuatannya, kedua perusahaan itu mendapatkan
bantuan teknis dan finansial dari Amerika Serikat.
Iron Dome diketahui
bekerja dengan memanfaatkan radar dan software
yang telah berisikan algoritma khusus.
Baca Juga:
Anggota Parlemen Israel Pimpin Penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa
Radar dipasang guna mendeteksi
serangan roket yang tiba-tiba muncul di udara.
Di saat yang bersamaan, algoritma yang ada di Iron
Dome kemudian mengkalkulasi titik serangan roket yang akan jatuh di wilayah
Israel.
Jika dari perhitungan tersebut
diketahui akan meledak di wilayah padat penduduk dan objek vital Israel, maka Iron Dome langsung berupaya mencegat
roket tersebut saat masih berada di udara.
Baca Juga:
Pejuang “The Lions Den” Tembak Mati Tentara Israel
Cara pencegatannya adalah dengan
menembakkan roket ke arah roket penyerang tersebut.
Untuk mencegat roket tersebut, Iron Dome dilengkapi dengan launcher atau peluncur. Mereka
membuat dua jenis launcher, yakni statis dan bergerak.
Launcher statis biasanya
dibangun di wilayah-wilayah yang berdekatan dengan Gaza, misalnya
Ashkelon.