Menurut Trubus, masih banyak
masyarakat Indonesia menghubungkan penggunaan rokok elektrik dengan masalah
pernapasan dan kecanduan.
"Faktanya, rokok elektrik memiliki
risiko 95 persen lebih rendah daripada rokok. Ini menunjukkan keterbatasan
pemahaman mengenai profil risiko HPTL," ucap Trubus.
Baca Juga:
Pakar Ingatkan Bahaya Kesehatan Rokok Elektrik bagi Orang di Sekitar
Trubus memaparkan, risiko kesehatan
yang ditimbulkan produk HPTL, seperti rokok elektrik, 90 persen lebih rendah
dibandingkan rokok karena terdapat perbedaan proses penggunaan.
Hal itu karena produk tersebut tidak melalui proses pembakaran.
Dengan demikian, produk HPTL dapat
menjadi solusi yang paling realistis untuk mengurangi risiko kesehatan akibat
rokok.
Baca Juga:
Waspada, Ini 3 Bahan Berbahaya pada Rokok Elektrik
Namun, 47 persen responden Indonesia
masih menghubungkan penggunaan rokok elektrik dengan masalah pernapasan.
"Untuk itu, edukasi produk HPTL kepada
masyarakat menjadi penting," kata Trubus.
Trubus menilai, butuh regulasi khusus
lantaran produk HPTL ilegal yang beredar saat ini cukup tinggi.