Penulis begitu gembira menerjemahkan cerpen seorang
penulis besar hingga abai.
Kata duk diterjemahkan menjadi headband.
Baca Juga:
Operasi Seroja Timtim: Komandan Pasukan Gugur di Pelukan Prabowo
Penulis mengelirukan duk di leher si tukang cukur dengan
udeng di kepalanya.
Melalui surel tertanggal 12 Oktober 2020, dengan
sangat sopan Profesor Budi Darma bertanya, apakah penulis pernah
memperhatikan Pramuka.
Guru Besar yang rendah hati ini melanjutkan, "Biasanya
tentara mempunyai tiga pilihan mengenai kepalanya, sesuai kondisi lapangannya.
Pertama, kepala dibiarkan tanpa apa-apa, kedua, kepala diberi topi, baret, atau
pet, dan ketiga, kepala diberi topi baja dalam pertempuran terbuka. Dengan
demikian, tentara pada umumnya tidak pernah memakai headband."
Baca Juga:
Saat Teroris Noordin M Top Tewas di Solo
Oh, alangkah memalukan!
Cepat-cepat kesalahan itu diperbaiki.
"Pada pemberontakan di Madiun tentara PKI memakai duk merah, dan pada waktu bergabung dengan pasukan NII, afiliasinya dengan
Kartosuwiryo, mereka memakai duk hijau," tambah sang guru
sejati yang berbudi dan berdarma ini.