WahanaNews.co, Jakarta - Nama Prabowo Subianto belakangan ini begitu menyita perhatian netizen di sosial media.
Bukan hanya karena perolehan suaranya yang unggul versi quick count sebagai capres nomor urut 3 bersama cawapresnya Gibran Rakabuming, tapi juga terkait perjalanan cintanya bersama Titiek Soeharto.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Cerita cinta antara Prabowo Subianto dan Siti Hediati Hariyadi, atau Titiek Soeharto, terungkap melalui pengakuan orang-orang terdekat mereka, salah satunya disampaikan oleh ayah Prabowo, Sumitro Djojohadikusumo.
Rincian cerita ini diungkapkan oleh tokoh ekonomi tersebut dalam bukunya yang berjudul 'Jejak Perlawanan Begawan Pejuang-Sumitro Djojohadikusumo'.
Kisah cinta tersebut tercatat dalam bab yang berjudul 'Besanan dan Hubungan dengan Soeharto', yang diterbitkan pada tahun 2000.
Baca Juga:
Disaksikan Presiden Prabowo, PLN Perkuat Kolaborasi Global Bersama China untuk Swasembada Energi di Indonesia
Pernikahan Prabowo dan Titiek Soeharto kemudian dilangsungkan pada bulan Mei 1983, dengan mantan Panglima ABRI, Jenderal M Jusuf, bertindak sebagai saksi pernikahan.
Melansir Detik yang menyadur buku tersebut, berikut adalah kronologi lengkap kisah cinta mereka Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto.
1. Pacaran 2 tahun
Prabowo dan Titiek Soeharto menjalani masa pacaran selama hampir dua tahun. Titiek Soeharto bukanlah kekasih pertama Prabowo.
Sebelumnya, Prabowo telah memiliki hubungan serius dengan beberapa wanita.
Suatu hari, Prabowo memutuskan untuk meminta izin kepada Sumitro untuk memperkenalkan Titiek Soeharto sebagai pacarnya.
Prabowo menjelaskan bahwa Titiek Soeharto adalah salah satu murid Sumitro. Mendengar hal tersebut, Sumitro memberikan pesan khusus kepada Prabowo.
"Kalau kali ini kamu tidak serius, payah deh kamu," tulis Sumitro dalam buku tersebut.
2. Prabowo Melamar
Tien Soeharto, ibu Titiek Soeharto, mendatangi Sumitro secara pribadi dan berbicara dengan hati-hati tentang dekatnya hubungan Prabowo dengan putrinya.
Tidak lama setelah itu, Tjoa Hok Sui, individu yang dipercayai oleh Probosutedjo, muncul dengan maksud membujuk Sumitro agar segera memberikan restu untuk hubungan Prabowo dan Titiek.
Pada saat itu, Sumitro masih bingung dan langsung mengajukan pertanyaan kepada Prabowo untuk mengetahui sejauh mana ke-serius-an hubungan tersebut.
Prabowo pun menjawab 'Ya, nanti saya lamar'. Prabowo pun terkejut saat diberitahu bahwa ia tidak boleh melamar sendiri, melainkan harus pihak keluarga yang datang.
Sumitro akhirnya datang melamar istri untuk anaknya itu. Sumitro melamar dalam bahasa Indonesia.
Jawaban dari Pak Harto kala itu, 'Pak Mitro, tentu kita betul-betul merasa bahagia, tapi saya harus bicara juga sama kedua anak ini terlebih dahulu untuk kasih nasihat.
Bagaimanapun juga pasti masyarakat luas akan menyoroti ini, mengingat saya sebagai kepala negara dan Pak Mitro sebagai cendekiawan terkemuka'.
Singkat cerita keluarga Soeharto menerima lamaran keluarga Sumitro dengan baik dan penuh rasa hormat. Terlebih Ibu Tien, kala itu terlihat amat bahagia.
3. Memiliki Anak Tunggal
Dari pernikahan Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto, lahir seorang putra yang diberi nama Ragowo Hedi Prasetyo atau yang akrab disapa Didit Prabowo.
Didit lahir di Jakarta pada tanggal 22 Maret 1984. Didit tumbuh besar di Boston, Amerika Serikat, kemudian pindah ke Paris, Prancis.
Didit memiliki bakat di bidang desain dan mode. Ia menempuh pendidikan di Parsons School of Design, New York dan École Parsons à Paris.
Kini, ia berprofesi sebagai desainer atau perancang busana yang terkenal.
4. Hubungan besan merenggang
Sumitro mengemukakan bahwa ia tidak mungkin dapat menempatkan diri dalam suasana keluarga yang sangat Jawa, daripada dia harus munafik.
Namun keluarga Soeharto sebenarnya sangat menghormati adanya perbedaan kultur Jawa dan modern tersebut.
Saat lebaran atau di hari ulang tahun Soeharto dan Bu Tien, keluarga Sumitro tetap diundang ke Cendana.
Sebagai akibat akumulasi dari berbagai persoalan, hubungan Sumitro dan Soeharto mulai renggang semenjak tahun 1995.
Sumitro tetap bersikap terbuka dan merdeka, dia merasa bebas mengkritik kebijakan pembangunan Soeharto, bahkan sampai menerima H.R. Darsono yang tak lain lawan politik Soeharto.
Salah satu kritik Sumitro yang membuat merah telinga Soeharto adalah sinyalemen mengenai kebocoran 30 persen dana pembangunan.
Padahal masa tiga tahun terakhir menjelang jatuhnya Soeharto merupakan saat kritis, yang ditandai semakin sukarnya Soeharto menerima kritik.
Bila Sumitro mengkritik maka Titiek Soeharto akan datang menyampaikan pesan Pak Harto. Namun pesan dari Titiek tak pernah digubris Sumitro.
5. Prabowo-Titiek Berpisah
Puncaknya adalah peristiwa lengsernya Soeharto pada 21 Mei 1998. Cendana marah karena menganggap Prabowo membiarkan mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR.
Mereka curiga bahwa itu disengaja sebagai bagian dari konspirasi untuk menjatuhkan Soeharto.
Siti Hardiyanti Hastuti (Tutut) dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek), dituliskan dalam buku itu marah-marah kepada Prabowo.
'Kamu ke mana saja dan mengapa membiarkan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR?' Prabowo kala itu menyahut, apakah dia harus menembaki para mahasiswa itu.
"Tanggal 25 Mei 1998 Letjen Prabowo Subianto resmi dicopot dari Pangkostrad dan dikirim ke Bandung untuk menjadi Komandan Sesko ABRI. Tak berapa lama setelah pemeriksaan Dewan Kehormatan Perwira (DKP), bahkan karier militer Prabowo diakhiri oleh Wiranto. Akhirnya Prabowo memutuskan untuk memilih menjadi pengusaha di luar negeri guna menyusun hidup yang baru," demikian yang tertulis di buku tersebut.
Hal inilah yang disebut-sebut menjadi penyebab Prabowo dan Titiek berpisah. Namun tak ada yang tahu persis kapan pastinya mereka berpisah, termasuk apakah keduanya sudah bercerai atau tidak.
6. Sempat dikabarkan akan rujuk
Kemesraan Prabowo Subianto dengan Titiek Soeharto kembali muncul menjelang Pilpres 2019 maupun saat Pilpres 2024. Saat ditanya apakah akan rujuk, Titiek hanya tertawa dan tidak memberikan jawaban yang pasti.
Meskipun sudah bercerai, Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto tetap menjaga hubungan baik dan silaturahmi.
Keduanya masih sering bertemu dalam berbagai kesempatan, baik yang bersifat pribadi maupun politik.
Baik Prabowo maupun Titiek Soeharto juga tidak menikah lagi setelah 26 tahun bercerai. Keduanya masih menyimpan kenangan indah dari masa lalu.
Mereka juga masih saling mendukung dan menghormati satu sama lain.
Cerita romansa antara Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto merupakan salah satu kisah cinta yang memotivasi banyak orang.
Meskipun tidak berakhir dengan kebahagiaan, kisah cinta mereka tetap meninggalkan kesan yang mendalam di hati banyak orang.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]