Mitos Pekerja Keras
Baca Juga:
Pemimpin Kota Sibolga Membimbing Pegawai Menuju Sukses
Orang-orang yang duduk di posisi kepemimpinan cenderung menganggap keberhasilan dan nilai di tempat kerjanya diukur dari seberapa lama mereka bisa tetap ada di kantor (bahkan menambah jam lembur), atau berapa banyak waktu yang mereka habiskan di luar pekerjaan untuk menjawab email dan meninjau laporan.
Akibatnya, para pemimpin sering merasa stres dan “burn out” bahkan dari tugas yang kecil sekali pun.
Ada banyak alasan bahwa ketidakseimbangan kehidupan kerja ini tetap menjadi standar yang diterima bagi para pemimpin selama bertahun-tahun.
Baca Juga:
Menteri PPPA Buka Acara PIARA GBKP di Sibolangit: Anak-Anak Calon Pemimpin Masa Depan Bangsa
Budaya klasik di tempat kerja selalu mengatakan bahwa karyawan akan selalu berusaha untuk dianggap sebagai pekerja yang “gila” dalam mengesankan para atasannya.
“Pemimpin yang efektif tahu bagaimana menyelesaikan pekerjaan dengan jumlah waktu yang wajar dan menjaga kehidupan pribadi serta kesehatan mereka secara keseluruhan yang terintegrasi dengan baik dengan kehidupan kerja mereka.”
Demikian pula, Leigh Plunkett Tost, seorang profesor bisnis Universitas Michigan, dimana ia mencatat bahwa beberapa orang bekerja lebih lama alias kerja lembur untuk menunjukkan dedikasi dan komitmen yang nyata terhadap organisasinya.