"Kalau
banjir itu misalnya kasusnya seperti di beberapa daerah yang rawan itu bisa
berhari-hari, paling lambat empat hari," kata dia menambahkan.
Namun
demikian, menurut Yayat, Pemprov DKI bisa saja merealisasikan target tersebut
bila kapasitas pompa ditingkatkan.
Baca Juga:
Bukan Ditikam, Kematian Wanita Hamil di Kelapa Gading Ternyata Gara-gara Aborsi
Menurutnya,
dengan penambahan dan peningkatan kapasitas pompa, hal itu bisa saja terjadi.
"Kita
enggak bisa memindahkan air dalam kondisi secepatnya kalau seluruh permukaan
air sedang tinggi-tingginya, kemudian volume air juga cukup besar, dan
kapasitas pompanya juga belum maksimal," tuturnya.
Pengamat
tata kota lainnya, Nirwono Joga mengatakan, target banjir enam jam surut
realistis atau tidak dapat dilihat dari tiga indikator. Pertama adalah kondisi
drainase yang ada di Jakarta.
Baca Juga:
H+2 Lebaran: Polri Sebut 186.136 Kendaraan Masuk Jakarta
Menurut
dia, dengan kondisi saat ini, drainase di Jakarta hanya mampu menampung air
hingga 100-150 milimeter/hari.
Sementara
dari catatannya, saat awal musim hujan pada Oktober kemarin, curah hujan di
Jakarta sudah mencapai 110 mm/hari, bahkan di awal tahun yang sempat banjir
besar sampai menyentuh angka 370 mm/hari.
"Dari
data seperti itu saja bisa kita pastikan bahwa kapasitas dari drainase di
Jakarta tidak memadai," ujar Nirwono.