WahanaNews.co, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, menyebutkan areal persawahan yang terdampak kekeringan seluas 153 hektare berdasarkan laporan Dinas Pertanian setempat.
"Kami belum bisa memperkirakan kerugian areal persawahan dan krisis air bersih di 18 kecamatan akibat kemarau atau El Nino itu," kata Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama di Lebak, Sabtu (26/08/23).
Baca Juga:
Distan Banten Siapkan 1.012 Pompa Air Antisipasi Dampak Perubahan Iklim
Ia mengatakan tanaman padi yang terdampak kekeringan itu tentu perlu dilakukan penanganan sehingga tidak menimbulkan gagal panen atau puso.
Apalagi BMKG memperkirakan kemarau ekstrem berlangsung hingga September 2023
BPBD Lebak, lanjut dia, berkoordinasi dengan instansi lain untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari fenomena Nino, menyusul ditetapkan "Status Darurat Kekeringan".
Baca Juga:
Ancaman La Nina Tak Seburuk Dugaan, BMKG Ungkap Sisi Positif Tersembunyi
Kemarau yang terjadi sejak dua pekan terakhir ini, lanjutnya, dikhawatirkan menimbulkan kesulitan air, ancaman ketersediaan pangan, dan menimbulkan berbagai penyakit menular.
Karena itu BPBD Lebak menggelar rapat koordinasi untuk mengantisipasi kekeringan agar tidak berdampak terhadap kehidupan masyarakat.
"Kami bersama instansi lain bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) agar El Nino tidak menjadi ancaman ketersediaan pangan, krisis air bersih, dan penyakit menular," kata Febby.