Menurut
Rasikh, mereka ingin pindah ke sejumlah negara, seperti Australia, Selandia Baru,
Inggris, Amerika Serikat, ataupun Kanada.
Rasikh
menyebut, di Indonesia mereka tidak bisa bekerja, karena tidak ada lapangan
pekerjaan untuk mereka.
Baca Juga:
Sesama Pengungsi, Warga Afghanistan dan Ukraina Saling Gusur di Jerman
Dia
bersama pengungsi lainnya hanya tinggal di tempat penginapan tanpa ada masa
depan yang pasti.
"Banyak
anak-anak kami yang tidak sekolah. Apalagi kami setiap bulan hanya dikasih uang
oleh IOM sebesar Rp 1,5 juta bagi yang sudah berkeluarga dan Rp 500.000 bagi
yang masih muda," ujar dia.
Dia
berharap, pihak IOM bisa memperhatikan tuntutan mereka untuk segera pindah ke
negara ketiga.
Baca Juga:
IRAP Serukan Kesetaraan Perlakuan terhadap Pengungsi Afghanistan dan Ukraina
Tinggal Tujuh Tahun di Kupang
Pengungsi
lainnya, Kubra Hasani, mengaku, ia dan imigran lainnya ingin segera pindah dari
Indonesia menuju negara rujukan yang telah disepakati badan pengungsi dunia.