WahanaNews.co | Erupsi Gunung Merapi diprediksi
sesuai dengan karakternya belakangan ini, yakni erupsi efusif dan kemungkinan
disertai erupsi eksplosif. Kelompok rentan di kawasan rawan bencana (KRB) III
atau dalam radius lima kilometer dari puncak pun dievakuasi secara bertahap.
Kepala Balai
Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, mengatakan, karakter erupsi Merapi tidak
berubah dari skenario selama ini. Erupsi itu kemungkinan mirip dengan erupsi 2006 silam.
Baca Juga:
Segini Konsumsi BBM Kebutuhan Avtur dan Pemudik di Jateng & DIY Selama Libur Lebaran
"Ini masih bagian dari
karakter Merapi," kata Hanik dalam konferensi pers daring,Kamis (4/11/2020).
Hanik mengatakan, kubah lava belum muncul pada 3
November 2020. Adapun seismitas dan energi Merapilebih tinggi dari erupsi
2006.
"Karakter utama efusif,
tapi ada kemungkinan eksplosif," katanya.
Baca Juga:
Mengenal Kota Solo Surakarta dan Jejak Sejarah Kerajaannya
Hanik menyatakan, puncak erupsi Merapi belum
diketahui. Menurutnya, tidak ada teori yang dapat memprediksi kapan puncak
erupsi Merapi terjadi.
"Yang pasti data terus
kami pantau, perkembangan terus kami sampaikan dan evaluasi setiap saat,"
katanya.
Ia menyebut radius
bahayaerupsi sejauh lima kilometer dari puncak. Sekitar 13 desa mencakup
30 dusun yang akan terdampak erupsi tersebut.