“Oke, saya percaya kau, dek. Ayo kita jalan sama-sama. Kemudian kalau kau menulisnya, apa pun, suara ini didengar,” kata Eko menirukan perkataan Lydia.
Kata-kata Lydia tersebut diakuinya membuat tulisan tersebut mandek hampir tiga hari karena kepercayaan yang cukup besar.
Baca Juga:
Viral di Medsos Santri di Luwu Timur Dianiaya Teman Secara Sadis
Eko menegaskan, dirinya tidak memiliki tendensi apa pun kepada polisi seperti banyaknya spekulasi yang bermunculkan soal dirinya hingga tagar #PercumaLaporPolisi menggema.
Ekor Rusdianto hanya ingin menyuarakan suara dari Lydia yang justru mendapat stigma ‘gila’ oleh masyarakat Luwu Timur gegara memperkarakan mantan suaminya.
“Saya hanya sebagai wartawan yang menyampaikan suara orang-orang yang dipinggirkan, suara orang-orang yang tidak mau didengar karena stigma dia di Luwu Timur dianggap dia yang gila.”
Baca Juga:
Tim SAR Basarnas Kendari Cari Wanita Hilang di Kebun Luwu Timur
Usai liputannya terbit di laman projectmultatuli.org, Rabu (6/10/2021), dan menjadi ramai di media sosial, laman Project Multatuli diretas dan mendapat serangan DdoS (Distributed Denial of Service).
Menanggapi hal tersebut, Eko mengatakan, serangan tersebut sama saja dengan pemberedelan.
“Saya juga heran, kenapa orang-orang meng-hack website Multatuli. Zaman sekarang ternyata kita masih mengalami itu. Jika dulu pembredelan, sekarang adalah serangan digital itu. Saya merasa bahwa ini bagian dari tantangan jurnalisme sekarang di era digital,” tandasnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.