WahanaNews.co, Papua - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri Yusharto Huntoyungo membeberkan sejumlah isu strategis pada empat daerah otonom baru Papua, yakni Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya.
"Isu strategis tersebut meliputi optimalisasi kualitas otonomi daerah, pengendalian inflasi daerah dan kemiskinan ekstrem, sinergi kebijakan dan program nasional, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, serta transformasi digital pemerintahan," kata Yusharto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (23/3/2024).
Baca Juga:
Kepala BSKDN Kemendagri: Pengukuran IPKD Penting Bagi Daerah
Hal itu disampaikan Yusharto saat memberikan sambutan dalam Lokakarya Penguatan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Berbasis Karakteristik dan Kearifan Lokal pada Empat DOB Papua di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, Jumat (22/3/2024).
"Kami berharap dari Bapperida (Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah) Provinsi Papua Tengah sudah in line untuk menyusun strategi kebijakan yang berkaitan dengan rencana umum ini (isu strategis)," katanya.
Menurut dia, optimalisasi otonomi daerah berjalan sukses jika daerah berhasil melaksanakan enam urusan wajib pelayanan dasar, meliputi kesehatan, pendidikan, sosial, permukiman dan perumahan, ketenteraman dan ketertiban, serta pekerjaan umum dan tata wilayah.
Baca Juga:
Kunjungan ke Papua, Polri Akan Tambah Polda dan di Empat Daerah Otonom Baru
"Ini barangkali yang menjadi ukuran kita untuk optimalisasi kualitas otonomi daerah," ujarnya.
Sementara itu, isu strategis tentang pengendalian inflasi daerah dan kemiskinan ekstrem pada dasarnya berkaitan dengan keseimbangan antara penawaran dan permintaan sehingga produk yang dihasilkan tidak membebani masyarakat karena harganya yang terlalu tinggi.
"Demikian juga dengan kemiskinan ekstrem, berbagai macam intervensi memperbaiki rumah layak huni sehingga bisa menjadi aset bagi masyarakat ini pun bisa menjadi salah satu strategi kita untuk mengeluarkan masyarakat kita dari kategori miskin ekstrem," tuturnya.